Lombok- TKW asal Lombok Tengah dan NTB merasa terancam akibat konflik berdarah yang tak kunjung usai di Damaskus Suriah. Tenaga Kerja Indonesia yang masih bertahan di KBRI dan rumah para majikan meminta pemerintah daerah mendesak Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono (SBY) untuk segera memulangkan mereka.

“Kami pasrah , cuma bias berdoa semoga tuhan membuka hati pemerintah untuk memulangkan kami. Semoga tuhan mengetuk hati presiden untuk menyelamatkan nyawa kami yang sedang terancam,” kata Misnah binti Ali Murna, salah seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Lombok Tengah melalui SMS kemarin.

Misnah merupakan TKW asal Batunyala Lombok Tengah yang bekerja di Suriah sejak Maret tahun lalu (2011) dan hingga kemarin dia masih bertahan di rumah majikannya meski perang masih berlangsung.

Menurut salah seorang kerabatnya, H. Sumardi Maizin, Misnah sangat berharap bisa segera kembali ke Indonesia. Konflik berdarah di Suriah yang tidak selesai-selesai membuat dia dan sejumlah TKW asal Lombok – NTB dan daerah lainnya di Indonesia merasa terancam nyawanya.

Sayang sejauh ini belum ada upaya pasti dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk memulangkan TKI di Suriah tersebut. Jumlah TKI yang terkhir dipulangkan barulah 20 orang (28/02/12), sementara di Suriah masih ada ribuat TKI yang tidak bisa kembali ke Indonesia. Bahkan beberapa sudah berada di KBRI tidak juga bisa dipulangkan.

“Kami mohon Gubernur membantu memulangkan saudara kami, sewaktu-waktu nyawa mereka bisa menjadi korban,” harap Sumadi seorang guru yang sekarang tinggal di Desa Ijobalit Labuhan Haji Lombok Timur. Ia mengaku telah telah berupaya meminta bantuan memulangkan Misnah dan teman-temannya yang kini berada di Syiria.

Dia telah beberapa kali ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB bahkan hingga ke BP3TKI, namun sejauh ini belum ada tanggapan.

Misnah diberangkatkan ke Suriah melalui sebuah PPTKIS asal Jakarta bersama dua orang kawannya pada maret tahun lalu. Dia bekerja di rumah majikannya yang bernama Ali Ahmad Al Masri di Damaskus yang selama ini diberitakan menjadi pusat konflik berdarah. (Rasidibragi)