Setelah melakukan dialog dengan KJRI pada pagi hari, sore pukul 3 waktu Hong Kong sekitar 800 Buruh Migran Indonesia (BMI) Hong Kong dan perwakilan BMI dari Macau melakukan demo di depan KJRI (12/02/12). Organisasi IMWU, ATKI Hong Kong dan Macau, GAMMI, dan LIPMI dengan bergantian membacakan tuntutan yang diikuti oleh sorak sorai ratusan BMI yang ikut dalam demo ini.
Selain menuntut kontrak mandiri yang sampai saat ini belum juga diberlakukan, para BMI juga menuntut untuk mencabut sistem dalam jaringan (daring/online), Surat Edaran (SE 2524), stop pelarangan menunggu visa di Macau atau China serta izinkan BMI untuk pindah PPTKIS atau agen dan menurunkan biaya penempatan.
Lee Cheuk Yan, perwakilan dari Hong Kong Confederation of Trade Unions (HKCTU) juga ikut dalam demo kali ini. Dengan bahasa kantonis, Lee Cheuk Yan memberi semangat kepada BMI untuk tidak lelah melakukan tuntutannya terhadap pemerintah yang jelas-jelas telah melanggar hak-hak BMI sebagai pekerja. Potong gaji selama 7 bulan sangatlah tidak wajar, keharusan BMI untuk memperpanjang kontrak melalui agen juga dinilai sangat merugikan para BMI.
Bergantian perwakilan dari organisasi melakukan orasinya. Lagu-lagu gubahan dinyanyikan serempak dengan penuh semangat. Ganika perwakilan dari ATKI Hong Kong juga membacakan tuntutannya dengan bahasa kantonis sehingga orang Hong Kong yang lalu lalang kadang berhenti untuk sejenak ikut mendengarkan. Salah satu BMI dalam demo ini juga bercerita tentang buruknya perlakuan staf KJRI saat dia ingin mengurus paspor.
Pukul 4 demo pun diakhiri setelah menyerahkan isi tuntutan ke KJRI yang diterima oleh penjaga KJRI karena tak ada satupun staf KJRI yang turun ke bawah. Rencananya aksi serupa akan dilakukan setiap Minggu di depan gedung KJRI Hong Kong.
Sudah benar-benar bebal ya KJRI.. Sedemikian rupa memperlakukan masyarakat sendiri yang bekerja menjadi TKI di Hongkong.. Keterlaluan. Salut dan semangat terus untuk BMI Hongkong… Terima kasih mba fera, kalau ndak ada tulisan ini kami tidak tahu gerakan di hongkong..
terima kasih mbak Asfiya, semoga perjuangan ini membawa hasil untuk BMI.
salam
Semangat perjuangan menuju sebuah keadilan dan memang harus ada semacam pembaharuan energy agar aparat kedutaan tidak melupakan persoalan para buruh migran,,,