Kekerasan Pada TKI: Rekam SMS Aduan Enok Sutarsih

Author

Kekerasan TKI. Ilustrasi Matt Mahurin (CC)
Kekerasan TKI. Ilustrasi Matt Mahurin (CC)

Tindak eksploitasi kerja dan kekerasan fisik maupun psikis yang dialami Enok Sutarsih Binti Moh. Radi Suradi (37), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, benar-benar membuatnya tak tahan untuk tidak mengadukan tindakan tersebut pada keluarga di Indonesia. Bagi Enok Sutarsih, hal tersebut harus dilakukan meskipun bahaya atau resiko yang lebih besar dapat menimpanya ketika ia ketahuan majikan, sedang menjalin komunikasi dan mengadukan tindak kekerasan tersebut pada orang lain.

Komunikasi berupa SMS aduan Enok Sutarsih pada Hamidin (sang suami) semula berlangsung lancar, namun sejak malam lebaran Idul Fitri (31/08/2011) Enok Sutarsih tidak lagi berkirim SMS. Kondisi ini membuat Hamidin semakin khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan pada sang istri karena ketahuan berkomunikasi dengannya.

“Saya semakin khawatir ketika istri saya tiba-tiba tidak lagi berkirim SMS dan tidak dapat dihubungi sejak malam lebaran, nanti saya kirimkan SMS-SMS istri saya pada bapak” tutur Hamidin saat dihubungi Fathulloh, Pegiat Pusat Sumber Daya Buruh Migran.

Penyampaian serupa juga diterima Ahmad Rovahan saat mewawancarai Hamidin melalui telepon. “Suara Hamidin mendadak hilang dan berubah menjadi isakan tangis saat diwawancari beberapa hari lalu memang sangat beralasan. suami Enok Sutarsih, TKW asal Sumedang, Jawa Barat yang meminta pertolongan untuk dipulangkan dari arab Saudi karena selalu disiksa majikannya itu sangat gelisah dengan kondisi sang isteri yang sedang berada dalam situasi darurat” Tutur Rovahan.
Kekhawatiran semakin bertambah ketika pria berusia 44 tahun itu kembali membuka Handphone dan membaca SMS yang dikirmkan oleh isterinya secara sembunyi-sembunyi dari sang majikan. Hamidin pun tak mampu menahan air mata yang mengalir deras dan suaranya tiba-tiba lenyap ditelan isakan yang cukup menggetarkan hati.

Beberapa pesan singkat (SMS) Enok Sutarsih ke Indonesia yang dikirim pasa suaminya dan pimpinan Radio Komunitas Caraka FM Majalengka yang pertama kali menerima laporan kasus Enok Sutarsih, berhasil didapatkan oleh penulis.

Sebelumnya penulis memohon maaf apabila banyak kesalahan pada terjemahan atau alih bahasa dari Bahasa Sunda ke Bahasa Indonesia, selain dikarenakan menggunakan bahasa SMS yang sangat singkat,  SMS yang dikirim juga tidak menggunakan titik dan koma, sehingga penerjemah sedikit kesulitan menangkap maksud dari SMS Enok Sutarsih.

SMS 1 :
Apa (sebutan untuk Bapak/suami), mamah mah hoyong uih bae, dinten ieu kinten-kinten tabuh 2 siang, mamah diseu’lan dugi kraray mamah dkukueus, sadaya pambantu nangis, komo nu enggal mah dugi kngaleos kdapur, nangis didapur. Apa, mamah sieun siga rerencangan nu tipayun, sami mamah oge dituduh ngaruksakeun kaca kamar mandi, saur mama teh duka, teu terang. Dkeur isuk mah teu nanaon saur mamah teh.

Terjemahan:
“ Bapak, mamah ingin pulang saja. Hari ini kira-kira jam 2 siang, mamah dibuat jengkel sampe muka mamah dikukues. Semua pembantu nangis, apalagi yang baru, sampe pergi ke dapur nangis di dapur. Bapak, mamah takut seperti teman-teman yang dulu. Mamah juga sama dituduh ngerusakin kaca kamar mandi. Padahal mamah sudah bilang tidak tahu, karena memang dari pagi juga tidak ada apa-apa kata mamah.”

SMS 2 (5 Agustus 2011):
Apa, tulungan mamah ayeuna, Hp dijabel kudunungan, sieun mamah laporan kmaktab, sebab mamah dicekek, digebug kuanak nu no 1, dituduh ngaruksak kompor gas
Terjemahan:

“Bapak, tolongin mamah. Sekarang HP diambil sama majikan. Karena dia takut mamah lapor ke maktab. Sebab mamah dicekik, digebugin sama anak yang nomer 1, gara-gara dituduh ngerusak kompor gas”

SMS 3:

Apa, nu edan masihkeun deui hp, panginten pikiran manehna mah geus da geus alus deui, moal mungkin laporan kmaktab. Teu terang mah, mamah langsung nyarios ka Apa.

Apa, Nu janten sieunna mah, anakna kmamah sami+nyiksa. Kpemabntu nu ti pyaun ngan naudzubillahimindalik, nu tipayun mah ditinggang kusepeda, digunting rambutna. Ari mamah mah ngansaukur dicekek sampe k ongkek. Dilesotkeun the kpokoh mamah nyarios ramadhan, teras raray mamah teh dicakar kudua tanganna, teras diseret ti kamar mandi teh kpayun, Da mamahna nuju nyeuseuh eulap . ari tos kitu teh saur nu edanna geus, geus ke anakna the ari sugan teh bd entos, bagian nu edanna deui, kan ngawitan nu edan heulanampiling acuk mamah, teras ngejambak karudung mamah. Apa, tos heula. Hp nu edan ksada, berarti tos gugah, bilih kanyahoan. Nyariosna, awas maneh mun bebeja k lembur maneh.

Terjemahan:
Bapak, yang edan (majikan) itu ngasih lagi Hp. Mungkin pikiran dia mamah udah seperti biasa lagi. Jadi tidak mungkin lapor ke maktab. Dia tidak tahu kalo mamah langsung bilang ke Bapak.
Bapak, yang bikin takut, anaknya suka nyiksa kaya kepembantu-pembantu yang dulu. Tapi naudzubillah. Yang dulu mah sampe di lempar sepeda, terus digunting rambutnya. Kalo mamah CUMA dicekik aja sampe muntah, terus dilepasin, karena mamah bilang ini tuh bulan ramadhan. Terus muka mamah dicakar sama kedua tangannya, terus diseret dari kamar mandi sampe ke depan, karena mamah sedang nyuci lap

Habis itu yang gilanya(Ibu majikan) bilang “udah-udah” ke anaknya tuh, kirain mau berhenti (nyiksanya). Malah bagian yang gila-nya (Ibu majikan) ikutan . kan yang memulai yang gilanya (majikan/Ibu-nya) dulu, nampar terus narik baju mamah, terus ngejambak kerudung mamah. Bapak, sudah dulu yah, Hp anak edan itu udah bunyi, berarti dia sudah bangun. Mamah takut ketahuan. Soalnya kata dia, awas kalau kamu bilang-bilang ke keluarga kamu di Desa (Indonesia).
Sms yang terakhir dikirim oleh Enok sutarsih ke bapak hamidin (suaminya) dan Pimpinan Radio Komunitas Caraka FM Majalengka yang pertama menerima pengaduan dari keluarga korban. SMS yang terakhir dikirim dengan bahasa indonesia

SMS 4:
Pada tanggal 15 Agustus sekitar jam 18-an, saya disiksa lagi gara-gara menggigit bibir. Perasaan, bibir saya kering jadi saya gigit ke dalam. Tapi kata dia (majikan) itu aib, lalu saya dipukul: muka, telinga, kepala, hidung, mulut, sampai kerudung saya lepas dan rambutpun tidak karuan.
Tolong Bapak pimpinan perjuangkan saya, saya tidak kuat lagi. Saya takut tubuh saya cacat. Dan kalau menyiksa, Hp saya pun diambil tidak boleh berkomunikasi. Ini pun tidak tahu majikan, sebab kalau saya nelpon dia bias mendengarnya, jadi saya hanya bias sms dan langsung dihapus, karena selalu dikontrol takut saya lapor ke maktab. Sekali lagi tolong saya. Saya atas nama Enok Sutarsih Binti Moch Radi Suradi meminta pertolongan dan perlindungan dari bapak pimpinan yang terhormat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Hingga saat ini berkas berita acara kasus kekerasan TKI yang menimpa Enok Sutarsih telah dikirim ke Atase Ketenagakerjaan di KBRI Riyadh. Besar harapan banyak pihak khususnya keluarga Enok Sutarsih agar yang bersangkutan dapat segera diselamatkan dan dipulangkan ke tanah air.

—————————————————-

Berita lainnya:

Gara-gara Gigit Bibir Sendiri, TKW Asal Sumedang Disiksa

Tak Kuat Disiksa, Enok Sutarsih Kirim SMS Minta Tolong ke Indonesia

5 komentar untuk “Kekerasan Pada TKI: Rekam SMS Aduan Enok Sutarsih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.