Dukungan Peta Harga untuk Pengembangan Ekonomi Buruh Migran

Author

TKI, Tenaga Kerja Indonesia, buruh migran, buruh migran IndonesiaPenyebab utama kegagalan pengembangan ekonomi di jaringan buruh migran adalah faktor pemasaran. Pasar masih menjadi hal yang tak tersentuh. Bahkan, pegiat Pusat Teknologi Komunitas (PTK) Mahnettik tidak terlibat dalam mekanisme penentuan harga (price determination) dan penemuan harga (price discovery) bagi komoditas yang mereka produksi.

Penentuan harga merupakan interaksi dari kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan yang menentukan tingkat harga pasar. Sedangkan penemuan harga adalah proses di mana para pembeli dan penjual tiba pada harga transaksi untuk suatu produk tertentu pada suatu waktu dan tempat tertentu.

Para ekonom biasa menggunakan konsep penawaran dan permintaan untuk menjelaskan harga pasar dan kuantitas barang dan jasa yang diproduksi. Menurut Sugandi (2011), penawaran dan permintaan bukanlah sebuah teori (bukan suatu yang mampu memberi penjelasan tentang hal-hal apa saja yang mempengaruhi orang di dalam ekonomi mengambil suatu keputusan), ia adalah sekadar sebuah framework bagi ekonom untuk mengorganisasi pikiran mereka. Analisis permintaan dan penawaran bisa menjelaskan harga dan kuantitas, tetapi ia tidak mampu menjelaskan penyebab mengapa harga atau kuantitas berada pada tingkat yang tergambarkan.

Faktor permintaan dan penawaran bukanlah sebab mengapa harga sesuatu barang atau jasa berada pada suatu level penawaran atau permintaan tertentu, sebab ia hanya sekadar akibat, efek, dari interaksi dan interdependensi tindakan-tindakan riil, yang berlangsung secara simultan di antara sejumlah banyak individu di dunia nyata, di ruang yang nyata, dan di dalam waktu yang nyata.

Konsep penawaran dan permintaan adalah cara untuk memandang dunia karena konsep ini hanya piranti konseptual (bukan sebuah teori empirik) maka tidak akan pernah ada bukti yang memperlihatkan penawaran dan permintaan itu salah (meskipun konsep ini bermasalah). Padahal para ekonom cenderung menggunakan konsep penawaran dan permintaan semata-mata hanya karena piranti yang lebih berdaya masih harus diketemukan.

Sementara itu, M. Khayat, tenaga teknologi informasi Pusat Sumber Daya Buruh Migran, mengatakan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, PTK Mahnettik seharusnya mampu menemukan, mengungkap, dan menyajikan informasi harga pasar relevan dan pada waktunya (timely), akan secara signifikan memperbaiki dan menyempurnakan pengumpulan, pemrosesan dan penyebarluasan informasi harga komoditasnya.

“PTK Mahnettik bisa memanfaatkan kelebihan teknologi komunikasi nirkabel berkonvergensi dengan internet dan ponsel untuk menyajikan informasi harga yang (nyaris) real-time, kapan saja dan di mana saja,” ujarnya.

Sejatinya setiap orang berhak dan patut ikut bicara mengenai ekonomi karena ekonomi adalah perihal hubungan-hubungan antara manusia dengan manusia,manusia dengan benda-benda, benda-benda dengan benda-benda lainnya. Singkatnya, ekonomi (economy) bukan sekedar ilmu ekonomi (economics).

Sekarang ini, informasi “harga beli” dan “harga jual” suatu barang di pasar berbeda-beda tergantung pada kepada siapa kita bertanya karena ini melibatkan overheads dan marjin keuntungan yang ditetapkan sendiri oleh setiap pedagang atau perantara. Oleh karena itu, mereka sering menjadi sumber untuk asumsi harga meskipun kita tahu data yang diperoleh tidak sahih, terlebih digunakan para pelaku pasar dalam membuat estimasi-estimasi nilai yang adil.

Berdasarkan pembacaan di atas, Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD BM) tengah merancang sistem yang mampu menyajikan daftar mid-market price untuk suatu komoditi tertentu. Sistem itu mengolah data harga dan komoditas sebagai nilai indikatif yang tidak berat sebelah, baik ke arah pembelian maupun penjualan. Harga mid-market adalah sebuah harga yang terkalkulasikan sebagai titik tengah antara harga-harga permintaan dan harga-harga penawaran. Harga mid-market ini diperoleh dari nilai pertengahan agregasi sejumlah patraka harga (price quotation) yang diumumkan oleh pelaku pasar.

“Bila setiap PTK mengetahui data harga indikatif, maka mereka bisa memandu, mengarahkan, dan menginformasikan harga yang tepat bagi komoditi yang dikembangkan oleh kelompok dampingan,” lanjut Khayat.

Secara teknis, para pengguna sistem ini diminta mem-posting-kan harga komoditi mereka. Lalu, sistem akan mengkombinasikan (aggregated) harga-harga itu untuk menemukan harga mid-market. Di sinilah kita bicara tentang penemuan harga tengahan (mid-price discovery).

Dampak yang paling utama dari sistem ini terletak pada potensinya untuk menurunkan biaya ekonomi, beban kolektif, yang selama tak pernah diperhatikan karena para pendamping terpaku pada orientasi mengejar peningkatan pendapatan. Padahal menurunkan biaya ekonomi dan beban kolektif berdampak pada keuntungan yang bisa diraih.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.