Pusat Teknologi Komunitas (PTK) Rumah Internet TKI (Mahnettik) Cilacap yang dikelola oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Cilacap menyelenggarakan pelatihan pengelolaan informasi buruh migran (24/11). Pelatihan ini dilaksanakan di dua tempat, Hotel Paradise Jl. A. Yani No. 7 Sidareja Cilacap dan PTK Mahnettik. Belasan peserta yang datang dari beberapa kecamatan di Kabupaten Cilacap, di antaranya Majenang, Kesugihan, dan Kampung Laut tampak sangat antusias dan bersemangat mengikuti semua materi.
Pelatihan ini dibagi menjadi dua kelas. Kelas pertama bertempat di Hotel Paradise yang diikuti oleh para mantan dan keluarga buruh migran yang belum pernah mengikuti pelatihan serupa sebelumnya. Di kelas pertama, materi yang diberikan adalah tentang pentingnya pengelolaan informasi dan cara menulis berita. Sedangkan kelas kedua yang bertempat di PTK Mahnettik yang diikuti oleh para pegiat PTK Mahnettik dan mantan buruh migran merupakan kelas lanjutan. Materi yang disampaikan di kelas kedua ini merupakan managemen pengetahuan (knowledge management) pusat pengelolaan sumber daya buruh migran.
Pelatihan pengelolaan informasi buruh migran merupakan sebuah kegiatan yang sangat penting guna memberikan bekal pengetahuan kepada mantan dan keluarga buruh migran. Di antara banyaknya kasus kekerasan yang muncul dan menimpa para buruh migran di luar negeri sebagian besar adalah disebabkan oleh minimnya informasi dan pengetahuan yang mereka miliki tentang berburuhmigranan. Menurut Akhmad Fadeli (32), fasilator pelatihan pengelolaan informasi dari Lakpesdm NU Cilacap, setiap buruh migran harus memiliki informasi dan pengetahuan yang baik seputar pekerjaan mereka. “Bekal pengetahuan ini wajib dimiliki para buruh migran sehingga pengetahuan tersebut dapat dijadikan pelindung ketika suatu saat mereka menghadapi berbagai persoalan di tempat kerja,” ungkapnya.
Para peserta juga merespons positif penyelenggaraan pelatihan ini. “Ternyata membuat berita itu mudah. Dengan mengikuti pelatihan ini, saya menjadi tahu cara mengelola dan bertukar informasi,” ungkap Catur Eni Sulastri (27) salah satu peserta yang juga mantan buruh migran. Manfaat mengikuti kegiatan ini juga dinyatakan oleh Nely Khuriyah (28), salah seorang mantan buruh migran yang pernah bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Hongkong selama tujuah tahun. “Membuka wawasan dan menambah pengetahuan tentang bagaimana menyampaikan informasi yang sudah berbentuk berita,” katanya.
Pemberdayaan buruh migran melalui pengelolaan informasi dan pengetahuan ini merupakan salah satu solusi mengatasi carut marutnya pengelolaan buruh migrant di Indonesia selama ini. Hingga hari ini, kegiatan pelatihan pengelolaan informasi buruh migran telah diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.