Akibat Tidak Kuasai Bahasa, Nurjannah Alami Penyiksaan

Author

migran care, migrant care, migrant care, migrant care, migrant care, migrant care
Nurjannah

Cianjur- Nurjannah (40), seorang warga Desa Sukamulya Rt 03/05 Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur mengalami suka duka selama bekerja di luar negeri sebagai buruh migran.

Nurjannah berangkat ke luar negeri melalui seorang sponsor yang bernama Tubagus, warga Cianjur yang baru ia kenal. Nurjannah sendiri tidak tahu persis alamat lengkap sponsor yang menghubungkannya dengan Perusahaan Pengarah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) Multi Insan Amanah (MIA) yang berkantor di Jakarta. Selama dua bulan tinggal di penampungan, ia mengaku tidak pernah dikunjungi dan tidak mendapat uang pesangon seperti calon buruh migran lain yang dibawa oleh sponsor selain Tubagus. “Calon buruh migran lain dijenguk, bahkan diberi uang jajan oleh sponsor yang membawanya. Tidak tahu kenapa kok saya tidak dapat,”aku Nurjannah.

Pada 2 Oktober 2000 Nurjannah berangkat dari Jakarta menuju Arab Saudi transit Srilanka. Ia mengatakan menginap satu malam di Srilanka, kemudian pagi harinya melanjutkan perjalanan menuju Arab Saudi. Di Arab Saudi, ia tinggal selama tiga hari di sebuah penampungan. Di sana, ia diberi uang oleh seorang polisi senilai 116 real (Rp. 290.000,-). Polisi tersebut mengatakan bahwa uang yang dia berikan adalah sekadar cuma-cuma. Uang tersebut dibelanjakan oleh Nurjannah untuk kebutuhan mandi, makan, dan mencuci sebesar 16 real, sedangkan sisanya ia simpan.

Beberapa waktu kemudian, ia dijemput oleh calon majikannya untuk mulai bekerja di rumahnya sesuai dengan kontrak kerja yang ditetapkan sebelumnya. Pada bulan-bulan pertama bekerja, ia merasakan semuanya berjalan normal. Tidak ada masalah satu pun. Namun, menginjak bulan ketiga, anak majikan yang berjenis kelamin laki-laki mulai berani mengganggu dan melakukan pelecehan seksual kepadanya. Ia pun memberanikan diri melawan dengan sekuat tenaga. Akibatnya, beberapa waktu kemudian ia difitnah mencuri uang majikannya senilai 3000 real. Ketika dompet Nurjannah diperiksa, majikan menemukan uang 100 real sisa pemberian polisi ketika di penampungan dulu. Dari situlah, majikan Nurjannah mempunyai keyakinan bahwa uang tersebut adalah uang sisa hasil curian. Nurjannah tidak dapat membantah dan melakukan pembelaan karena ia belum menguasai bahasa Arab.

Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari menyedihkan bagi Nurjannah. Hampir setiap hari ia dipukul dan dijambak oleh anggota keluarga majikannya.

Pada bulan kelima, Nurjannah diajak ke luar oleh majikannya, dan diantarkan ke penampungan untuk dikembalikan. Ia dituduh gila, pencuri dan tuduhan-tuduhan kasar lainnya. Ketidakpercayaan majikan menjadi awal malapetaka Nurjannah di Arab saudi.

Selama di penampungan, Nurjannah bertemu dengan warga Indonesia asal Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia membantu menjelaskan kepada majikan bahwa Nurjannah tidak mencuri uang tersebut. Akhirnya, majikan Nurjannah mengerti dan meminta maaf atas kesalahpahaman tersebut. Namun Nurjannah enggan untuk kembali ke majikan lamanya tersebut. Nurjannah juga tidak mau pulang, karena di rumah ia meninggalkan hutang. Ia bertekad untuk mencari kerja kembali dengan cara apa pun.

Melihat tekad Nurjannah, agenya yang berada di Arab Saudi menawarkan majikan baru yang beralamat di Bahrain. Nurjannah pun menerima pekerjaan baru tersebut. Ia mengatakan bahwa majikannya yang baru ini mempunyai sifat yang baik sehingga dalam tiga tahun kontraknya, ia dapat pulang sesuai harapan.

Tulisan ini ditandai dengan: buruh migran cianjur PTK Mahnettik Cianjur 

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.