Bekerja sebagai buruh migran bagi sebagian besar masyarakat Lombok Tengah merupakan solusi untuk menjaga perekonomian keluarga. Pendapat tersebut muncul karena pemerintah dirasa tidak mampu menyediakan lapangan bagi masyarakat. Jumlah Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Lombok Tengah yang terus meningkat, membuat Pusat Teknologi Komunitas Rumah Internet TKI (PTK Mahnettik) Lombok Tengah merasa perlu untuk menyebarkan berbagai informasi dan pengetahuan seputar buruh migran pada keluarga, mantan dan calon BMI.
Salah satu cara penyebaran informasi yang dilakukan PTK Mahnettik Lombok Tengah adalah menggelar diskusi bersama anak buruh migran. Pada 20 Oktober 2010 bertempat di PTK Mahnettik Lombok Tengah jalan Raya Kupang no.7 Lombok Tengah, pegiat PTK Mahnettik memfasilitasi sebuah diskusi bersama 50 anak buruh migran dari berbagai daerah di Lombok Tengah.
“Kami ingin memperkenalkan sejak dini kepada anak-anak buruh migran, siapa buruh migran dan apa saja tantangan buruh migran,” tutur Burhanudin, salah satu pegiat PTK Mahnettik Lombok Tengah.
Pengenalan isu buruh migran harus dimulai sejak dini. Hal ini penting agar keluarga buruh migran mengetahui banyak hal tentang BMI, proses perekrutan, pendaftaran, pengaduan, hingga mengenal budaya negara tujuan.
Melalui diskusi tersebut diharapkan keluarga BMI tidak mudah tergoda calo atau tekong yang berkeliar di sekitar tempat tinggal mereka.
Selamat untuk rekan-rekan yang ada di Lombok. Semoga yang dilakukan dapat bermanfaat bagi BMI. Kegiatan ini menambah amunisi untuk memperbaiki nasib buruh migran.
memang itu sangat bagus tapi para calon BMI harus benar benar di saring jangan sampai ada yang di bawah umur karna itu akan membuat permasalahan baru, calon BMI harus memenihi Prosedur untuk bisa berangkat