BANYUMAS. Di tengah maraknya pemberitaan media massa, terkait banyaknya TKI yang terkena berbagai macam kasus, Tim Hibah Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Jakarta, mengadakan kegiatan sangat positif untuk keluarga migran. Kegiatan dengan tema “Pemberdayaan untuk Bapak dalam Pengasuhan Anak Keluarga Migran” berlangsung di dusun Ciuyah, desa Cihonje, kecamatan Gumelar, kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 29 dan 30 Oktober 2011.
Kegiatan yang diikuti oleh 16 orang Bapak, yang sedang ditinggal istrinya bekerja di luar negeri tersebut, cukup menarik perhatian guru besar Sosiologi Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Moch Enoch Markum. Professor berumur 74 tahun itu khusus datang dengan istrinya dari Jakarta, ingin melihat langsung kehidupan para keluarga migran di dusun yang dikelilingi hutan pinus milik Perum Perhutaani. Dusun Ciuyah, desa Cihonje, terletak 60 km arah Barat kota Purwokerto. Dan merupakan daerah paling Barat dari kabupaten Banyumas, dan berbatasan langsung dengan kabupaten Cilacap.
Dalam pembukaan kegiatan beliau mengatakan. “Anda adalah laki-laki hebat. Bertahun-tahun ditinggal istri bekerja di luar negeri masih tahan. Dengan kehebatan itulah, saya berharap kegiatan ini bisa menjadikan bapak-bapak lebih sukses dalam menapaki hidup dimasa yang akan datang.”
Sebanyak 16 bapak yang mengikuti acara tersebut merupakan hasil seleksi sangat ketat dari Tita Naovalitha, mahasiswa Psikologi UI yang sedang menempuh program S-2. Ke 16 bapak itu adalah mereka yang mempunya anak usia 4 sampai 5 tahun dan masih duduk di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Dalam kegiatan pemberdayaan tersebut, ada empat pembicara yang tampil. Mereka adalah, Mira K Putri, Msi, Psikolog Jakarta, yang memaparkan tentang teknik pengasuhan anak. Yayah Sabariyah, pegiat pada Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita Jakarta, lebih menekankan pada menejemen keuangan buruh migran. Tita Naovalitha, mahasiswa S-2 UI Jakarta, yang sedang membuat tesis tentang sisi psikologi anak keluarga Migran, di dusun Ciuyah, lebih banyak mengupas sisi psikologi anak yang ditinggal bekerja sang bunda. Dan Lili Purwani dari Paguyuban Peduli Buruh Migran dan Perempuan SERUNI Banyumas, berbagi cerita tentang pengalamannya sebagai buruh migran dan kisah tentang penanganan berbagai macam kasus yang menimpa para TKI.
“Kami sangat berterima kasih kepada tim dari Universitas Indonesia, yang telah mengadakan acara sangat bermanfaat bagi warga kami. Saya berharap dari pemberdayaan ini masih ada kelanjutannya. Tidak berhenti hanya sampai disini.” Tutur kepala desa Cihonje, Joko Isnuroso, SP.d, disela-sela acara.
Di hari kedua, acara yang berlangsung di balai pertemuan RW 18, dusun Ciuyah itu , juga dihadiri anggota komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Banyumas, Sudar, S.Pd.
“Disinilah bapak-bapak bisa curhat apa saja, bisa mengeluh apa saja tentang perasaan seseorang yang ditinggal pergi bekerja oleh istri ke luar negeri. Dan tentunya nanti akan mendapat arahan yang baik dari tim Universitas Indonesia Jakarta…” kata anggota dewan dari partai Golkar ini.
Dede Sukendar (37), salah satu peserta, yang istrinya sedang bekerja di Taiwan, juga sangat mengapresiasi positif kegiatan yang baru pertama kali ini berlangsung di daerahnya.
“Dengan kegiatan ini, kami jadi bisa mengetahui ilmu tentang mengasuh anak yang baik, juga tentang bagaimana kita berbuat positif selama ditinggal bekerja istri di luar negeri. Terus terang saja, sebagai manusia normal, kami sebenarnya mempunyai banyak problem pribadi, yang selama ini bingung untuk kemana diadukan. Kegiatan ini pas untuk kami…..” kata lelaki yang kesehariannya menjadi tukang ojek ini.
Di ahir acara, ke 16 orang ini berhasil merumuskun Visi Kelompok Bersama, yaitu “Membentuk kelompok yang kuat, dengan kegiatan bermanfaat untuk meraih masa depan yang gemilang”. (SusWoyo)