(Bahasa Indonesia) Mengenal Libur dan Cuti Tahunan Pekerja Migran di Malaysia

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Ilustrasi Migrasi TKI
Ilustrasi Migrasi TKI

Salah satu hak pekerja migran yang perlu diketahui adalah hak libur dan cuti. Bagi pekerja migran formal, hak tersebut telah diatur dalam UU Ketenagakerjaan Malaysia. Pekerja migran formal menurut UU Ketenagakerjaan mendapatkan hak libur satu hari dalam seminggu. Sedangkan hak libur dan cuti pekerja informal diatur dalam perjanjian kerja dengan majikan. Pastikan dalam perjanjian kerja tercantum bahwa Anda mendapatkan cuti satu hari libur dalam seminggu.

Selain hari libur mingguan, hari libur lain yang berhak diketahui pekerja migran Malaysia adalah Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul adha, Tahun Baru China, Tahun Baru, Thaipusam, Hari Raya Natal, Hari Kebangsaan, Hari Keputeraan YDP Agong, Hari Keputeraan Raja-Raja/YDPertua Negeri atau Hari Wilayah jika pekerja bekerja di Wilayah Persekutuan, Hari Pekerja dan Hari Malaysia. Namun dari sebelas hari libur tersebut, lima diantaranya yang wajib adalah :

  1. Hari Kebangsaan
  2. Hari Keputeraan YDP Agong
  3. Hari Keputeraan Raja-Raja/YDPertua Negeri atau Hari Wilayah jika pekerja bekerja di Wilayah Persekutuan
  4. Hari Pekerja
  5. Hari Malaysia

    Sedangkan sisa enam hari libur dipilih oleh majikan mengikuti peraturan perusahaan atau majikan. Sebagai pekerja di Malaysia Anda juga berhak mendapatkan cuti berbayar meliputi cuti tahunan dan cuti sakit.

Aturan mengenai cuti tahunan untuk pekerja formal sebagai berikut:

  1. Bagi pekerja yang telah bekerja dengan majikan yang sama kurang dari 2 tahun maka berhak mendapatkan cuti tahunan sebanyak 8 hari setahun

  2. Bagi pekerja yang bekerja dengan majikan yang sama selama 2 tahun namun kurang dari 5 tahun maka berhak mendapatkan cuti tahunan sebanyak 12 hari

  3. Bagi pekerja yang bekerja melebihi 5 tahun berhak mendapat cuti sebanyak 16 hari dalam setahun

Aturan mengenai cuti sakit untuk pekerja formal sebagai berikut:

  1. Bagi pekerja yang telah bekerja dengan majikan yang sama kurang dari 2 tahun maka berhak mendapatkan cuti sakit sebanyak 14 hari dalam setahun

  2. Bagi pekerja yang telah bekerja dengan majikan yang sama lebih dari 2 tahun dan kurang dari 5 tahun berhak mendapatkan cuti sakit sebanyak 18 hari dalam setahun

  3. Bagi pekerja yang telah bekerja pada majikan yang sama selama lebih dari 5 tahun berhak mendapatkan cuti sakit sebanyak 20 hari setahun

  4. Khusus untuk cuti sakit yang membutuhkan rawat inap, diberikan maksimum 60 hari dalam setahun

Buruh migran dapat memperoleh Cuti Kecemasan jika terdapat keperluan penting (orang tua meninggal, dll) dengan persetujuan majikan. Cuti kecemasan ini tidak dibayar. Jika hari libur dan cuti tidak diberikan oleh majikan, maka pekerja bisa mengadukan ke Jabatan Tenaga Kerja (JTK) terdekat.

7 komentar untuk “(Bahasa Indonesia) Mengenal Libur dan Cuti Tahunan Pekerja Migran di Malaysia

  1. Jadi gimana solusinya sdh balik Indonesia 3 bulan dan kena panggil lg kerja, terus pesan ticket dan bawa pasport atau bawa document lain lg mohon dijelaskan, tq

    1. Dalam situasi normal, Anda bisa melakukan cuti jika jatah cuti Anda masih ada dan jika majikan mengizinkan cuti sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati di awal. Namun di situasi pandemi, jika Anda cuti dan balik ke Indonesia sebelum kontrak habis, akan repot untuk Anda kembali lagi ke Malaysia. Terima kasih.

  2. kenapa cuti hari raya tidak di berikan di prusahaan kilang kks sua betung sdangkan org tempatan boleh mengambil cuti hari ry 3 hari bahkan seminggu sdangkan pekerja migran d haruskan bekerja ada yg dpat mengambil cuti hari raya 1hr ada yg tdak dapat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.