Sering kita mendengar sebuah kalimat berbahasa latin men sana in corpore sano yang berarti di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Tubuh yang sehat mempunyai peranan penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari, tak terkecuali bagi sahabat pekerja migran Indonesia (PMI). Kesehatan juga sangat berhubungan dengan pola makan yang sehat, tidur yang cukup dan olahraga. Jika selama ini kita punya anggapan bahwa bekerja sama dengan berolahraga, para ahli justru mengatakan keduanya tidak sama. Sebab, kelelahan bekerja tidak berakibat pada penurunan tekanan darah, meskipun terjadi pembakaran kalori.
Saat ini terdapat berbagai komunitas dan klub olahraga yang diperuntukkan bagi pekerja migran di Hong Kong. Hal ini sangat positif, karena berolahraga apalagi bersama sahabat dekat dapat menghilangkan stres karena tekanan pekerjaan dan masalah pribadi. Salah satu klub olahraga yang eksis adalah New Horizon Taekwondo Association Hong Kong (NHTAHK), yang berafiliasi dengan Hong Kong Nepalese Taekwondo Association (HKNTA). Di dalam klub ini terdapat banyak PMI yang turut bergabung sehingga keanggotaan bersifat terbuka untuk umum dan tidak ada kelas yang dikhususkan untuk warga negara tertentu.
Pekerja yang tergabung dalam klub ini memiliki kesempatan untuk memperluas pergaulan dengan warga negara asing yang berada di Hong Kong. Master klub ini, Deo Kaji Gurung, juga dapat berbahasa Indonesia sehingga memudahkan pekerja migran untuk belajar. PMI yang berminat bergabung di klub ini dapat bergabung dan mendaftar di beberapa cabang yang ada di sembilan tempat di Hong Kong yaitu: Sport Club Jordan, Ma On Shan, Heng On, Tai Wo, Mong Kok, Tsing Yi, Tsuen Wan, Kowloon Bay, dan Sha Tin. Biaya keikutsertaan klub ini yakni HKD 150/bulan. Pada bulan pertama, ada perbedaan harga dengan tambahan biaya seragam dan pendaftaran dan agi yang sudah lulus akan diberikan sertifikat dari Korea Selatan dan Hong Kong.
Saat tim Voice of Migrants (VoM) berkunjung ke cabang Tai Wo, kami sempat memperhatikan kedekatan antara satu anggota lain yang seperti keluarga. Meskipun berbeda agama, kebangsaan, dan budaya, mereka tetap harmonis. Dikatakan oleh Jhas Meen, sekretaris NHTAHK, menurutnya etika salah satu dari anggota terkena musibah atau sakit, NHTAHK melakukan aksi peduli sesama.