Hari Minggu adalah hari yang sangat dinantikan oleh para pekerja. Pasalnya, pada hari tersebut mereka dapat menikmati liburan setelah sepekan bekerja keras. Penulis merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sedang bekerja di Hong Kong yang tentu saja menikmati hak libur mingguan tersebut. Hak libur pada hari Minggu biasanya dimanfaatkan untuk berkumpul dengan para sahabat, bersantai di rumah, atau mengikuti kegiatan di masjid-masjid terdekat. Namun, suatu kali penulis memutuskan untuk melakukan pendakian atau hiking bersama seorang teman karib bernama Kak Fa.
Pukul 07.50 waktu setempat pada hari Minggu, penulis dan Kak Fa berangkat menuju ke Ap Lei Chau, sebuah destinasi wisata yang cukup terkenal di bagian selatan Hong Kong. Ap Lei Chau sendiri ialah sebuah pulau dengan daya tarik sebuah bukit bernama Yuk Kwai Shan atau dikenal juga dengan nama Mount Johnston. Bukit itu merupakan tempat favorit bagi penggemar olahraga ekstrem baik lokal maupun mancanegara.
Menuju ke Ap Lei Chau, penulis dan Kak Fa memilih moda transportasi MTR. Penulis berangkat dari Stasiun Tsuen Wan menuju ke Stasiun Admiralty. Kemudian dilanjutkan dengan MTR jurusan South Horizon dan turun di stasiun Lei Tung. Perjalanan tersebut memakan waktu kira-kira 12 menit. Dari Stasiun MTR Lei Tung, penulis dan Kak Fa keluar melalui Exit B, lalu berjalan ke arah terminal bus berdekatan dengan KFC.
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya penulis dan Kak Fa sampai di tempat tujuan. Penulis dan Kak Fa langsung menuju jalan setapak menanjak ke tempat permulaan pendakian. Sebelum sampai ke jalur pendakian, kita harus meniti tangga selama kurang lebih satu menit. Mencapai ke puncak bukit diperlukan waktu antara 2 hingga 3 jam dengan jarak tempuh kurang lebih 4 kilometer pulang pergi. Terdapat dua jalur yang bisa ditempuh untuk sampai ke puncak Yuk Kwai Shan. Agar aman, sebaiknya pengunjung memilih jalur yang lebih mudah biasa dilalui oleh banyak orang.
Meski demikian, jalur mencapai puncak tak dapat dikatakan ringan. Jalan yang harus dilalui cukup terjal, tetapi di sisi jalan terdapat tali untuk membantu pendaki agar lebih aman sampai ke atas. Di beberapa titik bahkan tampak batuan yang cukup curam. Tentu, pendakian Ap Lei Chau tidak disarankan untuk mereka yang takut ketinggian atau tidak memiliki keberanian menghadapi tantangan ekstrem ini.
Perjuangan menaklukkan medan terjal pun terbayar ketika penulis dan Kak Fa berhasil mencapai puncak. Dari titik tertinggi pulau Ap Lei Chau itu terlihat pemandangan Laut Cina Selatan, Lamma Island, dan Aberdeen. Tak ketinggalan panorama Ap Lei Pai, pulau kecil yang terhubung dengan Ap Lei Chau oleh gundukan pasir pantai yang memanjang dan gedung-gedung pencakar langit yang tampak dari kejauhan dapat menebus kelelahan selama pendakian.
Pemandangan pantai, pulau, dan perkotaan dari ketinggian sungguh sangat memesona. Sejenak keindahan yang disuguhkan di puncak mampu menghapus penatnya perjalanan yang dilalui sekaligus menghadirkan rasa syukur. Di puncak, kegiatan menarik yang dapat dilakukan ialah makan bersama dengan bekal yang dibawa dari rumah, selain berfoto dengan latar belakang pemandangan menakjubkan.
Agar kegiatan pendakian berjalan lancar dan menyenangkan, penulis menyarankan setidaknya setiap orang membawa 2 liter air minum. Sebab, cuaca Hongkong yang cukup panas dapat mengakibatkan dehidrasi. Selain itu, pakaian olahraga dan sepatu pendakian atau sepatu dengan sol anti selip juga penting untuk membuat petualangan di Ap Lei Chau lebih aman dan nyaman. Jangan lupa memakai krim penahan sengatan sinar matahari (sunblock) dan topi untuk melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.