(Bahasa Indonesia) Wujudkan Pendidikan Bagi Pekerja Migran Lewat PKBM

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Banyak faktor yang memengaruhi warga negara untuk melakukan migrasi ke luar negeri. Di antaranya adalah tuntutan ekonomi, kurangnya lapangan pekerjaan, keahlian yang tidak mumpuni, serta tawaran gaji yang lebih besar. Warga negara yang melakukan migrasi ke luar negeri banyak mengalami kehilangan kesempatan, di antaranya kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keahliannya.

Melalui program Pendidikan Non Formal (PNF) yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia bisa mendapatkan akses pendidikan penyetaraan setingkat SD, SMP dan SMA. Layanan pendidikan dengan nama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) telah diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy dan didampingi oleh Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana, pada Maret 2018.

Program belajar yang bertujuan untuk memberikan akses seluas-luasnya kepada warga negara terkait dengan pendidikan ini telah berlangsung selama satu tahun. Program tersebut dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu, dari pukul 09.00-13.30 di KBRI Kuala Lumpur. Proses belajar dibimbing oleh guru-guru dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) dan volunteer dari ekspatriat/profesional dengan mengacu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

“PKBM ini sangat bermanfaat bagi kami,” ujar Masruroh, salah satu PMI asal Madura yang menjadi salah satu pelajar PKBM.

Menurut Masruroh, selain mencari ringgit untuk kebutuhan hidup, lewat PKBM ini ia mampu mengejar ketertinggalan pendidikan yang sempat ia tinggalkan sewaktu di kampung dulu. Masruroh juga turut mengimbau agar teman-teman sesama pekerja migran dapat mengambil kesempatan untuk belajar lagi.

“Adanya PKBM memang sangat membantu para PMI, semoga PKBM ini lebih maju dan kedepannya ada lebih banyak peserta yang ikut. PMI jangan menyia-nyiakan kesempatan karena belum tentu kesempatan akan datang dua kali,” katanya.

Murid PKBM lain yang berasal dari Riau, Fatimah, mengutarakan kebahagiaannya karena telah bergabung dengan program PKBM. Menurutnya, dengan adanya PKBM lebih membantu pendidikan bagi PMI yang mengalami ketinggalan belajar.

“Adanya PKBM memang sangat membantu para PMI, semoga PKBM ini akan lebih maju dan kedepannya ada lebih banyak peserta. Tidak perlu ragu dan malu untuk menuntut ilmu dan belajar,” tuturnya.

Program PKBM dibimbing oleh guru-guru profesional, tidak berbiaya dan tanpa batasan usia. Pada akhir April 2019, peserta PKBM akan menjalani Ujian Akhir Semester (UAS) yang dilaksanakan di SIKL. Bagi PMI yang tertarik ingin bergabung dengan PKBM bisa datang ke SIKL pada hari Minggu atau mendaftar langsung pada setiap hari kerja di loket 6 (pendidikan) KBRI Kuala Lumpur.

Tulisan ini ditandai dengan: BMI bmimalaysia KBRI pekerja migran pkbm 

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.