PONOROGO-Secara bertahap, Komunitas Organisasi Pekerja Migran Indonesia (KOPI) Ponorogo melangkah maju. Satu demi satu pelatihan diikuti mulai dari pelatihan mengenal hak-hak pekerja migran, paralegal, teknik wawancara dan menulis kronologis kasus, komputer, jurnalistik dan pelatihan pengorganisasian.
Sebanyak 15 anggota KOPI perwakilan dari desa Bringinan, Pondok dan Nongkodono antusias mengikuti proses pembelajaran dalam “Pelatihan Pengorganisasian Komunitas” yang diselenggarakan oleh Infest Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan di balai desa Pondok Kecamatan, Babadan, Kabupaten Ponorogo, pada Sabtu dan Minggu (15-16/9). Fasilitator yang menjadi teman belajar KOPI kali ini adalah MuKhotib MD. Serius tapi santai, kegiatan selama dua hari inipun berjalan lancar dan menghasilkan beberapa rumusan penting untuk manajemen organisasi KOPI.
Tujuan pelatihan ini untuk merumuskan visi misi, struktur organisasi, rencana kerja dan Anggaran Dasar (AD) maupun Anggaran Rumah Tangga (ART) KOPI. Sehingga dari pelatihan ini kita dapat mengetahui arah dan tujuan KOPI berdasarkan rumusan peserta yang hadir.
Pemerintah Desa Pondok sangat mendukung kegiatan pelatihan pengorganisasian KOPI Ponorogo bersama Infest. Hal itu disampaikan oleh Suharto, kepala desa (Kades) Pondok dalam kalimat sambutannya.
“Saya sangat mendukung apa yang dilakukan oleh KOPI dan Infest. Dan saya berharap agar KOPI ini benar-benar menjadi organisasi yang besar, memperjuangkan hak-hak pekerja migran, membantu mereka yang bermasalah. Jadi ikutilah pelatihan ini dengan sungguh-sungguh. Teruslah berjuang jangan sampai putus di tengah jalan. Saya yakin dengan niat yang ikhlas maka suatu perjuangan akan membuahkan kesuksesan,” kata Suharto dalam sambutannya.
Merumuskan Visi & Misi Organisasi KOPI
Di hari pertama pelatihan, KOPI berhasil merumuskan visi, misi, struktur organisasi dan rencana kerja. Ada pun visi KOPI adalah Kopi menjadi organisasi terdepan dalam perlindungan PMI dan pemberdayaan PMI purna. Sedangkan misi KOPI mengembangkan kesetiakawanan sosial, pencegahan dan penanganan kasus pmi, pemberdayaan purna PMI dan keluarga PMI, pemberlakuan kebijakan desa.
Untuk mencapai misi tersebut maka KOPI merumuskan rencana kerja mereka. Di antaranya dengan pengembangan kesetiakawanan sosial, pencegahan dan penanganan kasus PMI, pemberdayaan PMI purna dan keluarganya dan pemberlakuan kebijakan tentang PMI di level desa.
Mukhotib, MD fasilitator dalam pelatihan pengorganisasian ini mengatakan bahwa apa yang dirumuskan oleh KOPI akan menjadi sejarah di masa depan.
“Anggota KOPI tahu arah, tujuan dan apa yang akan mereka lakukan karena mereka sendiri yang merumuskan,” ujar Mukhotib di akhir acara.
Pelatihan pengorganisasian KOPI Ponorogo di hari kedua semakin seru. Para peserta belajar bersama mendiskusikan rumusan anggaran dasar (AD), anggaran rumah tangga (ART) dan standart operasional prosedur (SOP) penanganan kasus. Juga strategi pengembangan organisasi dengan cara membangun jaringan kerja, pemanfaatan teknologi informasi, penyebaran informasi dan identifikasi kebutuhan atau database.
Menurut salah satu peserta pelatihan dari KOPI Pondok, Sringati, materi pelatihan kali ini memang agak rumit namun terasa mudah karena dipandu oleh fasilitator yang handal.
“Pak Mukhotib humoris, cara penyampaian materi sangat mudah dipahami. Sehingga materi yang rumit menjadi mudah dan pelatihan terasa menyenangkan. Akhirnya kami bisa merumuskan tujuan dan rencana kerja KOPI dengan mudah,” tutur Sringati.
Usai pelatihan, KOPI Ponorogo juga tetap akan didampingi secara intens oleh tim Infest Yogyakarta untuk memantapkan lagi apa yang belum terumuskan dalam pelatihan selama dua hari ini. []