Macam Pola Asuh yang Perlu Diketahui Keluarga Buruh Migran

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Tipe pola asuh dan pengaruhnya pada anak
Tipe pola asuh dan pengaruhnya pada anak

Buruh Migran Indonesia yang bekerja di luar negeri banyak diantaranya yang telah menikah dan memiliki anak. Tak sedikit dari mereka yang kemudian meninggalkan anak dan menitipkannya pada pasangan atau keluarga buruh migran di Indonesia. Banyak anak-anak buruh migran yang kemudian tumbuh berkembang tanpa salah satu pihak—entah ibu atau bapak.

Tumbuh kembang anak sendiri dipengaruhi oleh faktor bawaan orang tua dan lingkungannya. Selain itu pola asuh yang diterapkan oleh orang tua atau keluarga buruh migran pun juga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Beberapa pola asuh anak di bawah ini perlu diketahui oleh orang tua atau keluarga buruh migran :

Pola Asuh Otoriter

Pola asuh ini bersifat membatasi dan menghukum, karena hanya terjadi sedikit percakapan antara orang tua dan anak. Orang tua kurang memperhatikan kebutuhan dan keinginan atau pendapat dari anak. Orang tua yang memiliki gaya otoriter juga memberi dukungan rendah, tetapi menuntut tinggi terhadap anak.

Orang tua cenderung mengontrol dan memaksakan kehendaknya pada anak, selain itu mereka sangat kaku dan suka mengkritik anak jika tak patuh. Mereka menganggap bahwa sikapnya selalu benar dan anak tak perlu dimintai pertimbangan. Anak-anak yang diasuh orang tua otoriter cenderung cemas menghadapi situasi sosial, kurang inisiatif dalam berkreasi dan memiliki keahlian komunikasi yang buruk.

Pola Asuh Demokratis

Pola asuh gaya ini mendorong anak untuk bersikap mandiri. Orang tua mengakui kemampuan anak dan anak diberi kesempatan untuk tak tergantung pada orang tua. Pola asuh ini membuat anak merasa dihargai karena didengar pendapatnya.

Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol dari dalam dirinya sehingga sedikit demi sedikit berlatih tanggung jawab pada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk mengatur hidupnya. Orang tua tipe ini juga menangkap perilaku positif anak dan mendorong perilaku baik, bukan fokus pada perilaku buruk si anak.

Pola Asuh Penelantar/Cuek

Orang tua tak terlibat aktif dalam kehidupan anaknya, bahkan ketika anaknya masih kecil atau sudah remaja. Orang tua tipe ini umumnya memberi waktu atau mungkin biaya yang minim pada anaknya. Orang tua juga menganggap jika aspek dari kehidupan orang tua lebih penting daripada aspek kehidupan anak.

Dampak pola asuh dari orang tua yang seperti ini bagi anak adalah tidak mampu secara sosial. Anak memiliki kecenderungan tak bisa mengontrol diri, kurang mandiri dan tak termotivasi untuk berprestasi.

Pola Asuh Permisif/Memanjakan

Gaya pengasuhan ini ditandai dengan peran orang tua yang berlebihan pada kehidupan anak. Orang tua tak memberi batasan pada perilaku anak dan membiarkan anak melakukan apa yang diinginkan untuk mencapai tujuannya. Pola asuh ini sangat longgar, karena anak bisa melakukan sesuatu tanpa pengawasan orang tua.

Orang tua sangat sedikit memberi bimbingan pada anak, menegur atau memperingatkan ketika anak dalam bahaya. Dampaknya anak tak belajar untuk mengendalikan perilakunya. Orang tua tipe ini tak memperhitungkan seluruh aspek perkembangan anak.

Sumber : Buku Pedoman Pengasuhan Anak BMI/TKI Berbasis Komunitas

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.