(Bahasa Indonesia) Seruni Temukan Keluarga Purwanti TKI yang Sakit di Malaysia

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Keluarga Purwanti Saat Ditemui Paguyuban Buruh Migran Seruni di Banyumas
Keluarga Purwanti Saat Ditemui Paguyuban Buruh Migran Seruni di Banyumas

Tidak sulit menemukan alamat Rosmiyati, TKW asal Banyumas yang beberapa hari ini menjadi pemberitaan media massa daerah hingga media nasional lantaran sakit di Malaysia. Aswan (70), suami Rosmiyati dan keluarga mengenal Rosmiyati dengan Nama Purwanti (57), sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Indoensia yang dimiliki.

Paguyuban Peduli Buruh Migran dan Perempuan Seruni Banyumas menelusuri alamat Rosmiyati atau Purwanti di desa Kedungwuluh Kidul RT 01/RW 01 grumbul Srowot. Aswan (70), suami dari Purwanti tinggal bersama anak menantu beserta cucunya.

Aswan (70), sempat kaget ketika pertama kali dikabari oleh perangkat Desa Kedungwulu Kidul dan perangkat Desa Notog bahwa Purwanti ditemukan terlantar dalam kondisi sakit di Malaysia. Aswan mengatakan bahwa istrinya telah menjadi TKW sejak tahun 1987.

“Pertama kali berangkat menjadi TKW pada tahun 1987 dengan tujuan Singapura dan pulang pada tahun 1991. Hanya beberapa hari di rumah Purwanti berangkat ke luar negeri lagi dengan tujuan Malaysia, bekerja sebagai pembantu rumah tangga,” tutur Aswan menceritakan istrinya.

Pada keberangkatan kedua tahun 1991-2002, Purwanti tidak pernah mengirim kabar maupun uang kepada keluarga di Banyumas. Keluarga tidak bisa melacak atau mencari karena tidak mengetahui alamat tempat dimana Purwanti bekerja. Pada tahun 2002, Purwanti sempat pulang hanya empat hari di rumah dan selanjutnya berangkat lagi.

Namun sebelum berangkat, salah satu anak Purwanti pernah melihat KTP milik Purwanti telah berganti alamat, dalam KTP Purwanti yang baru alamat yang tercantum adalah di Kisaran Timur, Medan. “Anak saya pernah melihat KTP ibunya, tapi alamatnya bukan alamat rumah di sini, alamatnya di Kisaran Timur, Medan,” tambah Aswan.

Pada pemberangkatan ketiga keluarga tidak tahu pasti tepatnya kapan Purwanti berangkat lagi ke Malaysia, hanya diri Purwanti yang tahu. Pada pemberangkatan ketiga sampai sekarang ini Purwanti juga tidak pernah memberi kabar atau mengirim uang kepada keluarga di Banyumas.

Hingga akhirnya Purwanti diberitakan oleh beberapa media massa yang mengabarkan Rosmiyati, yang memiliki nama asli Purwanti sedang terbaring sakit di Malaysia. Atas bantuan komunitas “My WNI Peduli” Purwanti saat ini telah dirawat di rumah sakit Tengku Ampuan Rahimah Klang, Wad 7A, Katil 63, Tingkat 7, Selangor, Malaysia.

Kemarin (23/10), perangkat desa Kedungwuluh Kidul telah membantu menyiapkan dokumen yang diperlukan guna mengurus kepulangan Purwanti, pada hari yang sama dengan didampingi kepala dusun (kadus) Srowot, Aswan mendatangi kantor Dinsosnakertrans Banyumas untuk melaporkan kondisi istrinya yaitu untuk dibantu proses pemulangan ke Banyumas.

Seruni terus melakukan koordinasi melalui telepon dengan Kepala Seksi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyumas, Agus Widodo. “Kami sudah berkoordinasi dengan pihak KBRI Malaysia untuk memproses pemulangan saudari Purwanti, dinas juga akan berkoordinasi dengan komunitas MY WNI di Malaysia,” tutur Agus Widodo saat dihubungi melalui telepon.

Selain proses memulangkan Purwanti ke tanah air, Aswan juga telah bermusyawarah bersama ke tiga anaknya melalui telepon. “Alhamdulillah lare-lare nggih nrima menawi mama wangsul,” ungkap Aswan menceritakan kalo anak-anaknya menerima jika ibu mereka akan pulang.

Saat ini ketiga anaknya tinggal di luar Banyumas, anak yang pertama dan kedua mereka tinggal di Jakarta, anak ke tiga tinggal di Kalimantan namun sering pulang karena istri dan anaknya tinggal di Kedungwuluh bersama Aswan.

Pertama kali berangkat ke luar negeri menjadi buruh migran, Purwanti meninggalkan tiga anak yang semuanya laki-laki. Selama puluhan tahun Aswan merawat dan mendidik ketiga anaknya sendiri. Selama itu juga istrinya bekerja sebagai buruh migran di luar negeri tanpa kabar, bahkan tidak pernah mengirim uang kepada keluarga. Namun Aswan berusaha sekuat tenaga untuk menghidupi dan mendidik ke tiga anaknya hingga berhasil.

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.