Otoritas Tarhil Sumaisyi pada Kamis (12/12) memindahkan TKIO dari Mathor Qadim menuju penjara imigrasi Sumaisyi. Pemindahan tersebut disambut baik TKIO. Mereka berharap di dalam Tarhil Sumaisyi bisa tinggal lebih nyaman jika dibanding ketika berada di tenda-tenda darurat area Mathor Qadim. Sayang harapan pekerja migran berujung pahit. Otoritas Tarhil Sumaisyi malah menelantarkan TKIO yang diangkutk dari Mathor Qadim ke pelataran parik Tarhil Sumaisyi.
“Pihak penjara hingga Jumat (13/12) belum memindahkan TKIO yang berada di area parkir, bahkan ketika hujan mengguyur area tarhil sekalipun,”ujar Thobib relawan dari Gusdurian.
Hujan membawa serta angin dingin yang menusuk tulang. Anak-anak kecil dan perempuan ditempatkan di bus yang semula difungsikan untuk mengakut mereka menuju tarhil sebagai tempat berlindung sementara dari cuaca dingin. Sedangkan sisanya berada di depan toilet dan area parkir tarhil.
Sementara itu hingga berita ini diunggah, belum ada logistik atau pasokan makanan untuk pekerja migran yang berada di pelataran penjara Sumaisyi. Thobib menuturkan jika relawan memiliki akses yang terbatas menuju Sumaisyi, sehingga bantuan logistik menuju ke sana terhambat. Namun menurut informasi Thobib, semalam sempat ada bantuan pasokan makanan dari KJRI.
“Semalam katanya ada bantuan makanan dari KJRI, tapi karena jumlahnya sedikit tidak semuanya kebagian. Makanan didahulukan untuk ibu-ibu dan anak-anak,”terang Thobib.
Pekerja migran melebihi ijin tinggal yang berada di tarhil Sumaisyi secara tak langsung berada dalam kuasa tarhil. Relawan mengharap agar sebelum TKIO masuk ke tarhil hendaknya dibekali dengan makanan dan minuman memadai agar tidak kelaparan.