(Bahasa Indonesia) Penipuan Tes Medis Bermodus KTKLN

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang harus dimiliki oleh setiap TKI, namun untuk mengurusnya begitu rumit dan bertele-tele.
Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang harus dimiliki oleh setiap TKI, namun untuk mengurusnya begitu rumit dan bertele-tele.

Kasus penipuan BMI yang dilatarbelakangi KTKLN kembali terjadi. Kali ini penipuan dialami oleh BMI asal Cirebon Jawa Barat, bernama Novitasari. Kejadian bermula ketika dirinya mengambil Visa di kantor TETO Jakarta pada 26 Juli 2013. Saat itu, Novita digiring ke BNP2TKI untuk mengurus KTKLN dan asuransi. Setelah mendaftar dan mengisi formulir, dia juga disuruh untuk melakukan medical check (tes kesehatan). Tes tersebut memungut ongkos sebesar Rp 125.000. Sedangkan biaya asuransi yang harus dikeluarkan adalah Rp 290.000.

Penipuan terjadi saat Novita kembali disuruh menghadap dokter yang tadi memeriksa dirinya. “Saya dipanggil kembali dan si dokter bilang bahwa saya hamil 3 minggu. Saya pun menyangkalnya, karena kumpul dengan suami baru tiga hari yang lalu. Tidak mungkin kan, dalam waktu tiga minggu saya hamil?” terang Novita dengan geram.

Tak kurang akal, tenaga medis itupun menyuruh Novita untuk melakukan tes urin. Alangkah terkejutnya, ternyata hasil test pack (alat tes kehamilan) menunjukkan bahwa dirinya positif hamil dengan tanda dua strip. “Lalu mereka bilang bila saya mau lolos, suruh bayar Rp1.000.000 urusan beres,” kata Novita menjelaskan. Berhubung uang yang ada dalam dompet perempuan itu hanya Rp 8000.000, maka pihak medispun menerimanya. Hal tersebut tentu saja masuk dalam tindakan pemerasan. Anehnya setelah uang diserahkan, tenaga medis meminta Novita untuk tidak menceritakan apapun perihal pembayaran itu.

Penasaran dengan tes kehamilan yang janggal, Novita pun kembali melakukan tes kehamilan melalui jalur USG di rumah sakit. Benar-benar malang, hasil USG menyatakan kalau dirinya tak hamil. Saat ditanya apakah Novita tahu nama dokter yang memeriksanya saat tes kesehatan di BNP2TKI, dirinya mengaku tak sempat menanyakan nama si dokter. “Saya tak sampai kepikiran kalau mereka bakal melakukan tindakan sejahat itu,” imbuhnya.

Menanggapi maraknya kasus penipuan maupun pemerasan yang dialami oleh BMI karena KTKLN, Atin Safitri yang merupakan salah satu pegiat BMI di Taiwan menyatakan bahwa KTKLN lebih banyak membawa kesialan bagi BMI. Atin juga menyatakan kalau tes kesehatan yang diwajibkan saat pembuatan KTKLN sama sekali tak bermanfaat. Apalagi tes tersebut seperti hanya formalitas semata. “Kalau membandingkan dengan tes kesehatan di Taiwan, sangat jauh berbeda. Di Taiwan, tes kesehatan benar-benar teliti,” pungkasnya.

Satu komentar untuk “(Bahasa Indonesia) Penipuan Tes Medis Bermodus KTKLN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.