News

(Bahasa Indonesia) Aktivis Kasbi Serbu BNP2TKI dan Dubes Arab

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Puluhan Aktivis Kasbi Mendatangi Kantor BNP2TKI
Puluhan Aktivis Kasbi Mendatangi Kantor BNP2TKI

Puluhan aktivis Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) melakukan aksi di depan kantor Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) hari Rabu (3/7/2013). Menurut Nining Elitos, Ketua Umum Kasbi, aksi ini dipicu mandeknya kasus yang telah diadukan tanpa ada kejelasan dalam perkembangannya.

“Salah satunya adalah kasus yang dialami oleh Surti Binti Wardana, TKI asal Desa Janggar, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, yang sudah 15 tahun bekerja di Arab Saudi dan hingga saat ini belum juga dipulangkan,” ungkapnya.

Aksi ini cukup menyedot perhatian publik, hingga orang nomor satu di BNP2TKI turun tangan dan menanggapi langsung tuntutan para demonstran. “Saya minta waktu satu jam, saya akan mengirimkan surat kepada Dubes RI di Arab Saudi, instansi terkait, serta tembusannya kepada Kasbi,” kata Jumhur Hidayat, Ketua BNP2TKI.

Tidak puas dengan tanggapan pemerintah, Kasbi mendatangi kantor Kedutaan Besar Arab Saudi yang lokasinya masih berada di Bilangan MT Haryono. Aksi ini didampingi langsung oleh Yusri Albima, Wakil Koordinator Crisis Center BNP2TKI.

Sesampai di Kantor Dubes Arab Saudi, sejumlah satpam Kedubes melakukan penolakan. Adu mulut di depan pintu gerbang terjadi dengan sengit meski akhirnya hanya perwakilan demonstran yang diperbolehkan masuk. “Dubes tidak mau menemui para demonstran dan kami mengancam akan melakaukan aksi yang lebih besar lagi, hingga majikan arab itu memulangkan Surti,” ancam Nining aktivis Kasbi.

Aktivis Kasbi Tertahan di Depan Gerbang Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi
Aktivis Kasbi Tertahan di Depan Gerbang Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi

Rohayati, Ibu Kandung Surti, menjelaskan bahwa anaknya telah direkrut dan ditempatkan di Arab Saudi oleh PT Firhada Jaya yang ketika itu masih berumur 16 tahun. “Kalau menelpon Surti menangis terus karena ingin pulang. Katanya sudah di KJRI, namun belum juga dipulangkan. Saya sudah lelah bolak-balik Jakarta-Indramayu mengurus kepulangan Surti. Makan dan ongkos transportasi banyak, sedangkan saya dari keluarga tidak punya,”tuturnya.

Rohayati berharap agar pemerintah Indonesia segera memulangkan anaknya yang sudah 15 tahun tidak dipulangkan.

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.