Proses Singkat, Bermasalah Dengan Bahasa Negara Tujuan

Author

Tahun 1991 adalah tahun dimana saya lulus sekolah, begitu lulus, selang beberapa hari kemudian saya langsung mencoba mencari kerja di ibukota Jakarta. Saya diterima kerja di sebuah perusahaan swasta selama 2 tahun. Gaji saya tidak cukup untuk memenuhi keperluan sehari-hari seperti biaya sewa rumah, biaya transportasi, makan dan keperluan lain. Karena gaji yang diperoleh dari pekerjaan saya sebelumnya tidak besar, maka saya mencoba mengadu nasib di Arab Saudi seperti halnya pekerjaan yang pernah dijalani orang orang saya dikampung.

Karena sudah berada di Jakarta, saya tidak terlalu susah untuk mencari informasi tentang kerja di luar negeri. Saya kemudia menuju tempat dimana kebanyakan orang orang dari kampung dikumpulkan, tempat itu bernama penampungan. Tepatnya penampungan atau Balai Latihan Kerja (BLK) Milik PT AMRI MARGATAMA  yang beralamat di Jakarta Timur bersebelahan dengan Taman Mini Indonesia Indah.

Beruntung, saya mengenal salah satu tetangga yang mejadi karyawan perusahaan tersebut. Melalui dia, saya membayar biaya sejumlah Rp.1.000.000 dan saya sudah bisa diproses tanpa harus menyertakan segala dokumen keberangkatan. Karena seluruh dokumen dan berkas untuk keberangkatan saya ditangani karyawan perusahaan, saya kemudian tersadar, bahwa saya tidak mengetahui apa dan dimana alamat yang tertera dalam dokumen saya.

Saya berada di penampungan hanya satu bulan, setelah itu saya diterbangkan ke negara tujuan tanpa keahlian sedikitpun dan dengan bekal kemampuan bahasa yang tidak memadai. Saya tidak mengerti bagaimana kondisi yang ada di negara tujuan, dan yang ada dalam bayangan saya hanya bekerja dan pulang dengan hasil yang banyak.

Hari penerbangan tiba, Arab Saudi sudah di depan mata, tepatnya di kota Damam. Bulan pertama, saya beradaptasi dengan situasi tempat sekitar, dari cara berbicara, cara makan, dan cara bertamu, semua ternyata berbeda dengan budaya di Indonesia.

Setelah tiga bulan saya mulai memahami bahasa Arab, bahasa tersebut saya pelajari secara otodidak,  hal ini secara perlahan membantu komunikasi saya dengan majikan dan orang Arab lainnya. Sebuah kemajuan dimana sebelumnya komunikasi yang saya gunakan hanya bahasa isyarat, menggelengkan dan menganggukan kepala saja.

Itulah pengalaman saya, buruh migran yang diberangkatkan tanpa bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Pengalaman saya dapat menjadi pelajaran bagi calon buruh migran yang lain. Proses  sebelum pemberangkatan hendaknya diikuti dengan seksama, mengetahui berkas atau dokumen keberangkatan, karena seringkali keberangkatan yang tampak dipermudah dengan membayar pelbagai biaya, akan berujung pada pelbagai persoalan setelah berada di negara tujuan.

Tulisan ini ditandai dengan: Desa Jangkaran jangkaran Pentingnya bahasa bagi TKI 

4 komentar untuk “Proses Singkat, Bermasalah Dengan Bahasa Negara Tujuan

  1. Pengalaman yang sama sering saya dengar. Pemberangkatan seharusnya harus betul-betul matang. Mba Masryamah, apakah hal-hal paling penting yang harus dicukupi sebelum pemberangkatan? Saya berusaha mengingatkan beberapa tetangga yang mauke LN.

    Trims

  2. ya ….tentu bekal skiil yang mantap , doong terutama bisa mengakses internet biar tahu kondisi dan situasi di luar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.