Kartika Puspitasari, BMI Hong Kong yang tersandung kasus penyiksaan kini menjadi sorotan publik. Dirinya menjadi sosok yang diperbincangkan banyak orang,lantaran kasusnya muncul dalam artikel surat kabar lokal Hong Kong pada edisi bulan Agustus 2013 lalu. Artikel tersebutlah yang membuat Kartika dikenal.
Penganiayaan yang menimpa Kartika sendiri terjadi pada Oktober 2012 silam. Selama hampir satu tahun pasca kabur dari kediaman majikannya, Kartika tinggal di shelter Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong.
“Sekarang saya sudah tidak bisa keluar jauh dari kantor KJRI mbak. Padahal bulan lalu saya masih sempat ke bawah jembatan dekat taman Victoria untuk membeli makan,” tutur Kartika saat diwawancarai tentang kondisi dirinya setelah pemberitaan menyeruak. Tak mengherankan, hal tersebut membatasi ruang geraknya.
Saat ditanya tentang sikap yang sempat ditunjukkan Kartika ketika meminta maaf di pengadilan, dirinya mengaku ketakutan pada pengacara mantan majikan. “Saat itu saya takut, badan gemetar dan grogi saat mendengarkan bentakan dari pengacara mantan majikan saya,” pungkasnya lirih.
Namun demikian, Kartika tetap optimis terhadap kasus yang sedang membelitnya. “Pokoknya saya harus mendapatkan hak-hak saya mbak, dan saya yakin karena saya benar,” tambahnya semangat.
***
Pertanyaan yang muncul kemudian, mengapa kasus Kartika baru terdengar saat ini? Apakah hidung wartawan yang kurang tajam, atau memang KJRI Hong Kong yang terlalu rapat menutupinya? Tudingan miring pun terarah pada KJRI Hong Kong. Apakah perwakilan KJRI tak memiliki catatan kriminal dari majikan-majikan yang pernah melakukan tindak kekerasan pada BMI?
Atau mungkin, kepentingan diplomasi antar negara jauh lebih penting bagi KJRI daripada melindungi kepada BMI. Buktinya, KJRI tidak tahu menahu tentang kasus Wiwin yang pernah bekerja pada Au (warga Hong Kong yang melakukan tindak kekerasan pada Kartika, red). Bila KJRI tahu tentang kasus Wiwin, sudah pasti KJRI akan menghadirkan Wiwin ke pengadilan sebagai saksi untuk Kartika pada awal persidangan. Namun nyatanya, hal itu belum juga dilakukan.
Akankah semangat dan keyakinan Kartika akan membuahkan hasil sesuai dengan harapannya? Jawabannya hanya ada pada kinerja dan upaya KJRI Hong Kong untuk memberikan bantuan dan pembelaan terhadap warga negaranya.
Memang diejen2 bnyak sekali kriminal mjkn terhdp pembantunya ,entah apa yg dipikir mjkn sehingga semena mena melakukan itu,pdhal dri pengeluaran bmi sederhana tak bnyk komentar,,dari kebencian mjkn2 kepd pembantunya,, ngeri apa bila mndpt mjkn yg tak berkemanusian,,,saya sendiri bermasalah hanya sepele,,tapi merugikan waktu hnya sia sia,mjkn hansap,crewet, saya sendiri bhsa tdk pinter,tetapi dari mjkn saya tak bnyak komentar bhsa,sisi lain suatu kecelakaan krn mjkn gila krn tak bisa komunikasi itu sudah nasib dan hrs saling mengerti, bersyukurnya saya tdk mndptkn mjkn yg jht seperti anda,tetapi sebatas normal mjkn crewet itu tradisi manusia yg bisa /tdknya mau kerja,kerugian tentu,,ingin bersaksi tetapi saya dari teman2 yg dpt mjkn seperti itu yg bisa berbicara mjkn tersebut yg seperti itu saksi terjadi pd diri bmi,saya sendiri mndpt msalah peneror orang cina yg tak dikenal yg merusak ketenangan kerja mencari alasan kesalahan ,menanyakan dukumen yg bkn urusan nya dan kesalahan yg tak beralasan di jfikn alasan untk membuat masalah bekerja disitu,selain itu dia jga mjkn slh pembantu salah peneror tersebut cina hk yg tak saya kenal,walaupun pernah jg dpt mjkn tetangga reseh hnya membuat masalahterminit selesai ,tpi x ini saya dtk dari dpt mjkn di tmpt fanling saya dimusuhi hnyauntk kpntngn dia sendiri,,,sebenarnya ingin melapor atas nma peneror tersebut tdk tau,memang sangat menggangu kerja saya,sampai rasa pts asa bekerja,,,saya sendiri bth bantuan nya mhn reply terimksh