Berita

KBRI Singapura Tak Tanggapi Petisi Perlindungan Kerja BMI

Author

Beberapa BMI Singapura menggalang Petisi untuk dikirim ke Ministry of Manpower (MoM) Singapura

Pada peringatan Hari Kartini yang digelar Humanitarian Organisation for Migration Economics (HOME) Singapura (22/04/12), Buruh Migran Indonesia di Singapura juga mengumpulkan petisi untuk Ministry of Manpower (MoM) Singapura. MoM sebagai departemen tenaga kerja di Singapura, melalui petisi diminta untuk melarang pekerja rumah tangga melakukan pekerjaan berbahaya.

Ristanti, koordinator pengumpulan petisi BMI Singapura menyampaikan pekerjaan berbahaya bagi BMI Singapura adalah tugas membersihkan jendela, hal ini dikarenakan warga Singapura tinggal di apartemen dengan tingkat tinggi. Bekerja di ketinggian tanpa alat pengaman jelas berisiko nyawa. Hal ini terbukti di tahun 2012 saja telah tercatat ada 7 BMI Singapura jatuh dan meninggal.

“Ini bukan persoalan biasa, ini persoalan nyawa seseorang, dengan banyaknya kejadian ini, HOME merasa bahwa masalah ini harus mendapat perhatian serius dari pemerintah Singapura, agar tidak terjadi lagi,” tutur Ristanti.

Bersamaan dengan kegiatan perayaan Hari Kartini telah terkumpul sekitar 50 surat untuk MOM. HOME menargetkan untuk bisa mengumpulkan 300 surat hingga akhir bulan Mei 2012 nanti. Bagaimanapun, pada hari yang sama Halimah Yacob Menteri Negara untuk Pengembangan Masyarakat, Pemuda dan Olahraga di Singpura menyampaikan majikan harus melarang PRT membuka terali jendela apartemen.

Tentunya pernyataan tersebut memperkuat gerakan HOME. Halimah telah membuat pernyataan yang kemudian menjadi kontroversi dan juga menjadi bahan perdebatan ramai tahun lalu, saat menyampaikan bahwa PRT harus mendapat hari libur tiap minggu. Kini pernyataan tersebut telah menjadi peraturan baru oleh pemerintah Singapura meskipun baru dilaksanakan pada tahun 2013.

Persoalan perlindungan keamanan kerja seharusnya juga turut diperjuangkan KBRI Singapura. Sayang, beberapa korespondensi BMI Singapura untuk meminta dukungan gerakan petisi tersebut melalui email dan sosial media yang terhubung dengan KBRI tidak pernah mendapat tanggapan. Apakah pemerintah Indonesia melalui KBRI Singapura juga merasa tidak peduli, jika setiap tahun ada BMI meninggal karena jatuh dari apartemen?.

Satu komentar untuk “KBRI Singapura Tak Tanggapi Petisi Perlindungan Kerja BMI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.