Berita

Warga Brunei Darussalam Ketularan Memanggil “Indon”

Author

Ilustrasi
Ilustrasi

Sapaan “indon”, tenyata tidak hanya di Malaysia. Tetapi hampir ada di tanah Melayu, termasuk Brunei Darussalam. Pada sisi tertentu, negara tersebut banyak berkiblat kepada Malaysia. Alasannya adalah kedekatan negara tersebut secara kewilayahan.

Surat kabar utama Malaysia, seperti Utusan Melayu juga beredar luas di negeri yang berpenduduk kurang dari satu juta jiwa itu. TV Malaysia, baik TV pemerintah maupun TV swasta, dinikmati bebas oleh penduduk negara tersebut. Tak ayal lagi, maka apapun yang terjadi di Malaysia, baik dari sudut budaya dan sosial, Brunei masih mengekor negerinya pemain bola asal Pelita Jaya, Syafi’i Sali tersebut.

“Sebagian besar surat kabar dan majalah yang beredar di Brunei, berasal dari Malaysia,”tutur Kholisin lewat SMS (31/12/11), lelaki asal Desa Kecila, Sumpiuh, Banyumas yang sudah enam tahun bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negeri Sultan Hassanal Bolkiah.

Termasuk sapaan “indon” bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Brunei juga tak asing lagi. Menurut Kholisin, ia sering mendapat sebutan tersebut saat majikannya marah. Bahkan sering kata-kata kotor juga keluar dari mulut majikannya.

“Kalau sedang marah majikan saya sering mengumpat dan mengatakan dengan kata “indon” bodoh, “indon” jelek. Kami menangkap kata-kata itu sebagai kata-kata yang merendahkan kami”, ujar lelaki yang beristrikan sesama TKI dari Kediri Jawa Timur.

Lain lagi pengalaman M Kabul Budiono, penyiar senior RRI Nasional Jakarta, saat berkunjung ke negeri kecil di ujung utara Kalimantan itu pada Desember 2011. Penyiar bersuara empuk itu menangkap hal yang positif dari sejawatnya di RTB (Radio and Television Brunei).

“Kami disambut dengan sangat baik. Kami sangat dihormati. Bahkan seorang kawan kami di RTB, mengatakan bahwa sebutan “indon” di Brunei, tak bermaksud melecehkan bangsa Indonesia,” tulis Kabul di Kompasiana.com.

Kabar dari Malaysia, seperti dilansir Koran Malaysia, Utusan Melayu, juga cukup membanggakan bahwa ada anggota parlemen Malaysia yang mengusulkan kepada penguasa Malaysia, agar ada anggaran khusus untuk sosialisasi tentang kata “indon” kepada masyarakat Malaysia, supaya tidak diartikan sebagai kata negatif. (sus)

Tulisan ini ditandai dengan: BNP2TKI indon Suswoyo tki banyumas TKI Brunei Darussalam TKI Malaysia 

2 komentar untuk “Warga Brunei Darussalam Ketularan Memanggil “Indon”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.