Duapuluh orang calon TKI yang terkena dampak moratorium mengikuti pelatihan budi daya lele secara organik di desa Sidamulya Kecamatan Sidareja kabupaten Cilacap.
Pelatihan budidaya lele tersebut dipandu oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Cilacap di dampingi oleh pegiat CTC Mahnetik cilacap.
Pelatihan tersebut meliputi cara konservasi kolam secara alami, konservasi ikan, dan pembuatan pakan organik. Teori tentang bagaimana beternak lele secara mandiri dengan memanfaatkan apa yang ada di alam sudah selesai hari minggu kemarin, 4 desember 2011. Selanjutnya peserta akan praktek pembuatan kolam dan cara konservasinya sampai tanggal 8 Desember.
“Pelatihan budidaya lele ini memang diarahkan untuk memberikan nilai ekonomis bagi peserta dan sekaligus ikut menjaga tanah kita dari pencemaran limbah-limbah kimia,” Ujar Sukardi, Instruktur pelatihan dari Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).
“Beternak lele secara organik memberikan keuntungan yang banyak di banding dengan beternak lele secara konvensional. Pertama, pakan lele perkilogram nya hanya membutuhkan biaya Rp.1.700,-, bandingkan dengan harga pakan pelet yang mencapai harga Rp. 5000 – 8500 perkilogramnya. Kedua, kolam lele tidak akan berbau busuk, karena sistem penguraian alami yang akan dilakukan oleh bakteri yang sengaja kita ciptakan. Ketiga, tingkat kematian lele akan semakin rendah, karena air bersih dari racun kimia. Keempat, tentu rasanya lebih enak dan memberikan keuntungan berlebih secara ekonomis,” lanjut Sukardi.
Sukardi juga menjelaskan bahwa pakan organik yang cara pembuatannya sudah di praktekkan kemarin, 4 Desember 2011, juga bisa diberikan untuk jenis ikan lain sepert emas, mujair, gurami, patin dll, perbedaanya hanya ada di besarnya prosentase protein dan karbo hidrat.
Solichin, Calon TKI malasyia yang urung berangkat karena kasus moratorium mengaku sangat senang di berikan pelatihan budidaya lele secara organik. “Mudah-mudahan ini memberikan keuntungan secara ekonomis buat saya, karena selama ini saya beternak lele tidak pernah untung. Pakan lele-nya terlalu mahal. Untuk saat ini saya belum berniat medaftar lagi untuk bekerja di luar negeri,” Ujar Solichin, warga desa Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap.
“lagian, kemaren saya juga hanya mendaftar melaui sponsor untuk kerja di perkebunan sawit Malasyia, belum sampai didaftarkan ke PPTKISnya,” lanjut Solichin.
Pelatihan Budidaya lele di ikuti oleh 20 orang peserta yang msing-masing akan di berikan Dana Bantuan Usaha sebesar Rp. 1.000.000,- untuk pembelian alat membuat kolam dan bibit lele. Selain budidaya lele, peserta juga di latih, bagaimana melakukan pemijahan, bididaya plankton dan cacing sutra untuk pakan bibit-bibit lele yang masih kecil.