Banyuwangi- Melihat kondisi banyaknya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Banyuwangi yang dipulangkan dari luar negeri oleh sebab kurangnya pemahaman tentang bahasa Negara tujuan, serta dalam rangka peningkatan keterampilan pada para pencari kerja guna mengurangi angka pengangguran, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyuwangi langsung mengambil langkah cepat dengan mengadakan pelatihan bahasa gratis. Hal ini diungkapkan Puji Utomo, SH, Kepala Bidang Penempatan Pelatihan dan Produktivitas dari Dinsosnakertrans kabupaten Banyuwangi saat ditemui Bisnis Banyuwangi di kantornya pada hari Selasa (26/10).
Dalam pelatihan yang akan berlangsung selama satu bulan yaitu antara 17 Oktober sampai 17 November 2011 ini, sedikitnya diikuti oleh 100 peserta. Dengan perincian, 25 orang mengikuti pelatihan bahasa Inggris, 25 orang mengikuti pelatihan bahasa Jepang dan 50 orang lainnya mengikuti pelatihan bahasa Mandarin. “Peserta berasal dari para pencari kerja, terutama pencari kerja yang berminat bekerja di luar negeri,” jelas Puji. Khusus pelatihan bahasa Mandarin yang memiliki jumlah peserta terbanyak, Puji mengaku, itu disebabkan karena animo masyarakat banyak yang menginginkan pelatihan ini.
Pelaksanaan pelatihan bahasa ini dilakukan di dua tempat terpisah, untuk bahasa mandarin dan bahasa inggris dilaksanakan di desa Kaliploso kecamatan Cluring dan untuk pelatihan bahasa Jepang dilaksanakan di dusun Kebon Sari desa Benculuk yang juga masih berada di wilayah kecamatan Cluring juga.
Untuk lebih memberikan pemahaman yang tepat sasaran, Dinsosnakertrans Banyuwangi sengaja mengambil instruktur langsung dari mantan TKI. “Karena mereka lebih tahu tentang bahasa dan adat istiadat disana,” ujar Kepala Bidang Penempatan Pelatihan dan Produktivitas ini.
Selain mendapatkan pelatihan bahasa gratis, menurut Puji, bagi peserta juga diberikan uang saku, serta seragam berupa celana training, sepatu dan topi. “Diharapkan dengan pemberian pelatihan bahasa ini nantinya dapat mengurangi jumlah pengangguran di Banyuwangi,” ujar Puji berharap.
Dari data yang dihimpun oleh Dinsoskertrans Banyuwangi, jumlah pengangguran di Banyuwangi mengalami penurunan yang sangat signifikan. Yazid Brantanaka, selaku Pengantar Kerja Fungsional di Bidang Penempatan, Pelatihan dan Produktivitas dari Dinsosnakertrans kabupaten Banyuwangi menyebutkan, untuk jumlah pengangguran di Banyuwangi pada tahun 2010 berkisar di angka 59.000 orang, sedangkan pada tahun 2011 jumlahnya menurun hingga di kisaran angka 41.000 orang. Dia menambahkan bahwa berkurangnya jumlah pengangguran di Banyuwangi tidak lepas dari kerja keras Dinsosnakertrans dalam melakukan pelatihan keterampilan beberapa waktu terakhir ini. “Kami sengaja memberikan pelatihan di bidang keterampilan dengan harapan mereka bisa membuka lapangan kerja sendiri, dan saat lapangan kerja yang mereka buka itu berkembang, nantinya pasti akan merekrut tenaga pengangguran yang lain,” jelas Yazid Brantanaka. (bon)