Blitar – Hari Jumat menjadi momentum spesial bagi Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) Pandanarum yang kembali menyambut kunjungan dari Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan, Sosial, Agama dan Kebudayaan (Infest) Yogyakarta. Bertempat di basecamp mereka di Kampung Sayur Desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, kunjungan yang dilaksanakan pada Jumat (14/07/2023) tersebut menjadi kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi serta membahas perkembangan unit usaha milik KOPI Pandanarum.
Rombongan Infest yang dipimpin oleh Edi Purwanto, bersama dengan 5 anggota Infest lainnya, disambut hangat oleh Sudarmianto, Divisi Advokasi KOPI Pandanarum, beserta rekan-rekan KOPI Pandanarum lainnya. Sudarmianto (52) menjelaskan bahwa kunjungan ini sekaligus menjadi kesempatan bagi KOPI Pandanarum menjalin hubungan baik dengan Infest dan membahas laporan pertanggung jawaban dari unit usaha yang dijalankan komunitas.
Foto: Sudarmianto, saat menyampaikan sambutan.
“Sejak mendapatkan dukungan dari Infest baik melalui pelatihan dan pendanaan, KOPI Pandanarum telah mengembangkan usaha peternakan kambing Jawa,” ungkap Sudarmianto.
Bermodal pengetahuan, keberanian dan kolaborasi anggota komunitas, KOPI Pandanarum telah berhasil mengembangkan usaha peternakan kambing yang mulanya hanya berjumlah 9 ekor indukan pada tahun 2022. Hasilnya, dalam kurun waktu satu tahun, peternakan KOPI Pandanarum telah menghasilkan 13 ekor anakan kambing. Eko Suyatno (56), Ketua Badan Usaha Milik KOPI (BUMKOPI) Pandanarum juga berbagi kisah tentang perjuangannya menghadapi wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang menimpa ternak milik pribadinya. Dalam kondisi genting dengan keterbatasan informasi tentang obat-obatan untuk hewan, ia nekat menyuntik kambing miliknya dengan obat-obatan dari berbagai toko obat. Alhasil, ia mengalami kerugian dan merasa gagal dalam menghadapi wabah penyakit ternak yang menyebabkan beberapa ternak miliknya overdosis dan mati. Meski sempat menjadi bahan tertawaan bersama para anggota KOPI, kegigihan dan semangat belajar pegiat KOPI dalam mengembangkan usaha patut diacungi jempol.
Sama halnya dengan peternakan milik Eko, sapaan akrabnya, peternakan milik KOPI Pandanarum juga menghadapi berbagai pasang surut, termasuk wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Belajar dari pengalaman para anggota yang juga turut mengelola peternakan KOPI, fase sulit ini berhasil mereka lalui bersama. Komunikasi, kolaborasi dan sinergi yang dibangun bersama membuat unit usaha ini mampu bertahan dan berkembang hingga sekarang.
Selain peternakan kambing, KOPI Pandanarum juga melebarkan sayap usahanya dengan mengolah limbah kotoran kambing ternak milik KOPI dan anggotanya serta warga sekitar menjadi pupuk organik. Melalui proses fermentasi kotoran hewan (kohe) yang juga dikenal sebagai “srintil”, mereka mampu mengubah limbah yang tadinya terbuang memiliki nilai tambah.
“Pupuk organik yang dikemas dalam karung berukuran kurang lebih 20 kilogram dan dipasarkan di wilayah sekitar dan luar daerah. Pupuk ini telah menjadi sumber pendapatan baru bagi KOPI dan anggotanya serta mendukung unit usaha yang mereka bangun sebelumnya,” kata Eko Suyatno.
Infest Yogyakarta memberikan kabar baik dengan rencana pelatihan lanjutan, khususnya dalam pengembangan usaha di bidang peternakan dan pertanian organik. Suharsono (50), wakil ketua KOPI Pandanarum, menyampaikan harapannya untuk mendapatkan pengetahuan tambahan terutama dalam pengelolaan peternakan kambing yang lebih baik, menghasilkan produk kambing unggulan, serta pencegahan penyakit dan penyediaan pakan berkualitas. “Semoga pelatihan ini nanti bisa mendukung kegiatan pengelolaan ternak dan pupuk organik KOPI,” ujar Suharsono. Ia juga berharap pelatihan ini nantinya dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan pertanian yang ramah alam dan pengelolaan pupuk organik serta pengembangan usaha milik KOPI Pandanarum.
Setelah sesi berbagi pengalaman yang berlangsung selama dua jam, kegiatan dilanjutkan dengan makan malam bersama. Hidangan khas Desa Pandanarum melengkapi kehangatan pertemuan ini. Kunjungan ini tidak hanya meningkatkan hubungan antara KOPI Pandanarum dan Infest Yogyakarta tetapi juga memberikan inspirasi dan motivasi bagi peternak dan petani lokal untuk terus berkembang dan berinovasi.[Irkham Farid, Redaksi KOPI Pandanarum]