Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) di Desa Pandanarum bersama komunitas menanam “PANDUR”, memproduksi pupuk organik berbahan ko-he (kotoran hewan) untuk mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi.
Kegiatan produksi yang digagas oleh anggota KOPI Pandanarum dan “PANDUR” dimulai pada awal tahun 2020 di markas “PANDUR” Pandanarum Nandur.
Menurut Ketua KOPI Pandanarum, Sriamin (45), pembuatan pupuk organik ini diawali dari keluhan beberapa petani yang kesulitan dalam mendapatkan pupuk bersubsidi. Berdasarkan data dari Ketua Kelompok Tani Desa Pandanarum, Eko Waluyo (55), jatah pupuk bersubsidi untuk para petani yang awalnya 60 kg/100 meter persegi menjadi 10 kg saja.
Di samping keluhan para petani yang kesulitan mendapatkan pupuk organik, KOPI Pandanarum juga berinisiatif mengenmbalikan kesuburan tanah para petani yang terlanjur tandus akibat penggunaan pupuk kimia. Selain itu, Pandur beserta KOPI Pandanarum berusaha memanfaatkan ko-he (kotoran hewan) yang selama ini hanya dibuang atau dibakar.
Produksi ko-he(kotoran hewan) yang dilakukan oleh KOPI Pandanarum dan “PANDUR” dilaksanakan di markas “PANDUR” yang berada di desa Pandanarum. Pengolahan bisaanya dilaksanakan selama 2 jam penggilingan kemudian dilanjutkan pengepakkan selama kurang lebih 1,5 jam oleh 5 sampai dengan 6 orang anggota.
Dengan alat seadanya, menurut Ragil Budi (30), ketua “PANDUR” produksi pupuk bisa menghasilkan 50 sampai 100 sak (dalam kemasan 30 kg/sak) untuk sekali pengolahan.
Melalui social media berupa Facebook, Instagram dan dititipkan dari ke took ke took di sekitar Desa Pandanarum, KOPI Pandanarum bisa memasarkan sekitar 25 sak per-minggunya.
Karena keterbatasaan alat dan bahan yang tersedia, KOPI Pandanarum dan “PANDUR” ada perhatian dan bantuan dari Pemerintah Desa Pandanarum untuk memproduksi pupuk dengan skala yang lebih banyak.