News

(Bahasa Indonesia) Komunitas Serantau dan Gusdurian Adakan Buka Bersama di Shelter KBRI

Author

Sorry, this entry is only available in Indonesian.

Buka Bersama Komunitas Serantau dan Gusdurian Bersama Pekerja Migran di Shelter KBRI Kuala Lumpur (17/06/2017)
Buka Bersama Komunitas Serantau dan Gusdurian Bersama Pekerja Migran di Shelter KBRI Kuala Lumpur (17/06/2017)

Sebagai anak rantau di negeri Jiran, banyak sekali pekerja migran yang merindukan momen untuk berkumpul bersama keluarga tercinta di tanah air saat bulan Ramadan. Meski demikian, hal tersebut dapat diobati dengan kehadiran teman-teman dekat satu rantau yang ada di Malaysia. Komunitas Serantau Malaysia bersama dengan Komunitas Gusdurian Kuala Lumpur mengadakan iftar atau buka bersama dengan pekerja migran yang berada di shelter KBRI Kuala Lumpur. Acara tersebut diselenggarakan pada, Sabtu (17/06/2017) pukul lima sore.
Acara ini dihadiri Yusron B Ambary, Koordinator Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur. Yusron dalam sambutannya memberikan semangat pada pekerja migran yang berada di shelter.

“Pekerja migran yang kurang beruntung dan berada shelter tetap semangat, semoga masalah kalian disini segera selesai dan dapat pulang kembali ke Indonesia untuk berkumpul dengan keluaraga tercinta,”tutur Yusron.

Nasrikah, Ketua Komunitas Serantau Malaysia menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk mengeratkan silaturahmi sesama pekerja migran dan saling berbagi. Nasrikah juga menceritakan pengalaman selama berada di Malaysia dan menyemangati supaya pekerja migran harus berani bersuara.

“TKI harus berani bersuara jangan hanya disuarakan. Perlu diketahui bahwa orang pertama yang bisa membantu kita adalah diri kita sendiri dan baru orang lain sebagai perantara.,” ujar Nasrikah.

Rahman dari perwakilan Komunitas Gusdurian, menyampaikan bahwa kita sesama warga negara Indonesia tidak boleh saling membeda-bedakan antara suku, ras dan agama. Sebagai sesama warga negara Indonesia  kita harus saling tolong menolong.

Jumlah pekerja migrant yang saat ini berada di shelter sebanyak 79 orang. Mereka masih bertahan di sana karena mereka ingin menuntut hak-hak mereka yang belum di bayar dan sudah semestinya menjadi hak mereka. Masalah yang mereka hadapi berbagai macam, seperti karena perlakuan yang tidak adil, pelecehan seksual, kekerasan fisik, dan berbagai kasus lainnya. Acara tersebut diakhiri dengan penyampaian santunan kepada pekerja migrant di shelter.

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.