(Bahasa Indonesia) OBR Revolution: Wujud Solidaritas BMI Hong Kong Pada Korban Kekerasan

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Para BMI Hong Kong yang tergabung dalam JBMI saat mengikuti acara OBR
Para BMI Hong Kong yang tergabung dalam JBMI saat mengikuti acara OBR

Berlokasi di ruang terbuka di kawasan Central, Hong Kong, Minggu (21/2/2016), pukul 12-17 waktu setempat, Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) kembali menggelar acara One Billion Rising (OBR) Revolution 2016. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta baik Buruh Migran Indonesia dari perwakilan berbagai organisasi hingga partisipasi beberapa perwakilan pekerja dan aktivis dari Taiwan, Mongolia, Cina, kalangan mahasiswa Hong Kong, hingga masyarakat lokal Hong Kong.

Sebagaimana di kutip dari portal http://obr-indonesia.org/, One Billion Rising merupakan kampanye global yang dilakukan di berbagai negara di dunia melalui kegiatan memobilisasi, mengajak, menyadarkan dan menggabungkan orang-orang di seluruh dunia untuk bersama-sama menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Kampanye ini menitikberatkan kepada fakta bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah permasalahan global yang tidak hanya terjadi pada suku, negara atau agama tertentu saja, namun ada di semua kebudayaan di pelosok dunia

Kampanye OBR pertama digelar di Hong Kong pada tahun 2012 oleh gabungan mahasiswa dari berbagai universitas di Hong Kong. Namun, sejak tahun 2013 JBMI mengadakan OBR sendiri dan berlanjut hingga sekarang dan diikuti berbagai kalangan. Dengan slogan listen, act, rise (mendengar, bertindak, bangkit), Sringatin, Koordinator JBMI mengatakan “bahwa inilah yang membuat perempuan tidak takut dan malu melawan segala bentuk kekerasan baik kekerasan aturan atau lainya.”

OBR yang dikemas dalam kegiatan menari bersama sejatinya merupakan aksi solidaritas untuk menguatkan para perempuan agar dapat melawan segala bentuk kekerasan yang menimpa mereka,  baik kekerasan karena aturan ataupun kekerasan fisik didalam keluarga, rumah tangga, lingkungan, termasuk berbagai diskriminasi, penindasan, serta kebijakan pemerintah yang merugikan Buruh Migran Indonesia (BMI) yang mayoritas adalah kaum perempuan.

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.