Guidelines

Panduan Merawat Lansia dan Menjaga Hubungan Baik dengan Majikan

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Ilustrasi Lansia. Sumber Foto : Pixabay
Ilustrasi Lansia. Sumber Foto : Pixabay

Merawat anak dan lansia merupakan pekerjaan paling populer bagi Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Kong. Kalau ditanya pekerjaan mana yang lebih enak antara menjaga anak atau lansia, kawan-kawan buruh migran akan memiliki jawaban dan penjelasan yang beragam. Pada dasarnya menjaga anak ataupun lansia sama-sama membutuhkan kesabaran dan ketelatenan ekstra.

Belum lama ini di sosial media beredar video BMI di Taiwan yang terekam kamera tersembunyi (CCTV) sedang memukuli nenek yang dirawatnya. Walau belum diketahui pasti penyebabnya, kasus tersebut berujung pada proses hukum di kepolisian Taiwan. Saya akan berbagi sedikit pengalaman bagaimana menjaga lansia, bagaimana menjalin keakraban dan menghindari cekcok dengan mereka :

1. Sabar dan telaten
Walaupun telah lanjut usia dan mungkin tidak sehat lagi, lansia tetaplah manusia yang memiliki emosi dan gagasan, sehingga dibutuhkanlah kesabaran dan ketelatenan dalam merawat mereka. Kadang mereka kerap berubah-ubah dalam menyampaikan sesuatu, pagi bilang A, siang bilang B. Jika kita membantah, mereka akan ngambek atau bahkan lapor ke anak-anaknya.

Kalau anak-anaknya paham kondisi orangtua nya, mereka tidak akan memarahi kita. Tetapi mereka yang tak paham kondisi orangtua nya, mudah sekali menyalahkan kita. Usahakan memberi alasan yang jujur dan gampang dipahami oleh mereka. Beritahu ke anak-anaknya kebiasaan lansia yang kita rawat dan belum diketahui oleh mereka.

2. Menjaga Kebersihan

Menjaga kebersihan adalah modal utama yang mendukung kesehatan. Terkadang lansia sering lupa atau malas mencuci tangan setelah dari toilet dan saat diingatkan kadang mereka mudah tersinggung ketika diingatkan. Usahakan untuk berbicara pelan-pelan dan beri alasan masuk akal pada mereka. Contohnya seperti : “Kungkung/Bobo, habis dari toilet itu harus cuci tangan pakai sabun, biar tanganmu bersih. Kamu sering ngeluh sakit perut, itu karena tanganmu kotor dari toilet tidak cuci tangan.”

Orang lanjut usia akan ke toilet jauh lebih sering dari kita yang masih muda. Mereka bisa satu jam atau dua jam sekali ke toilet. Kita harus cerewet untuk urusan kebersihan, karena kalau mereka sakit kita juga yang kerepotan. Meskipun lansia yang kita rawat memakai pampers, usahakan untuk selalu mengelap tangannya dengan cairan antiseptic (anti kuman) saat kita mengganti popoknya.

3. Katakan kondisi lansia dengan jujur

Banyak dari para Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang memiliki job merawat kakek atau nenek hanya berdua saja setiap harinya. Sedangkan anak-anaknya bekerja dari pagi sampai malam atau malah kadang mereka tinggal di rumah terpisah. Biasanya anak-anak lansia akan menelepon untuk menanyakan kondisi orangtua nya ke kita. Jangan lupa untuk mengatakan sejujurnya kondisi lansia yang kita rawat. Saat kondisi sakit, katakan saja mereka sakit. Bahkan saat lansia jatuh dari ranjang dan yang menjatuhkan adalah kita, katakan dengan jujur dan berikan alasannya kenapa. Kita digaji oleh majikan untuk melaksakan kewajiban sebagai Pekerja Rumah Tangga. Jangan karena majikan tidak ada di rumah, lalu kita bisa seenaknya sendiri memperlakukan lansia yang kita jaga.

4. Perhatikan perubahan

Perhatikan perubahan yang tidak biasa dari lansia yang kita rawat. Misalnya saat lansia yang biasanya terlihat aktif tiba-tiba kelihatan letih, lelah atau nafsu makan berkurang. Tanyakan pada mereka apa yang terjadi, perlu periksa ke dokter ataukah tidak. Jika ia menolak, lebih baik kita memberitahukan kondisi tersebut pada anaknya. Jangan karena dia menolak lalu kita diamkan saja.

Biasanya lansia yang masih sehat setiap pagi atau sore mengajak jalan-jalan ke taman untuk mencari udara segar. Kita juga perlu melihat cuaca di luar sebelum mengajak jalan-jalan, memungkinkan ataukah tidak untuk mereka. Cuaca di Hong Kong sering tak menentu dan kebanyakan sakit yang kita alami karena perubahan cuaca tersebut. Jika cuaca buruk dan mereka bersikeras untuk mengajak keluar, beri pengertian ke mereka dan hibur dengan mengajak nonton TV atau tawarkan minuman atau makanan kesukaan mereka.

Semoga sedikit pengalaman ini bisa memberi gambaran untuk kawan-kawan yang ingin mencari majikan dengan job kakek atau nenek.

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.