Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Hong Kong memang menjadi tempat yang sangat menggiyurkan untuk belanja kebutuhan apapun, mulai dari kebutuhan fashion, gadget sampai alat-alat rumah tangga. Harga barang-barang pun relatif terjangkau dan mudah didapat. Akhir-akhir ini sedang ramai di media sosial tentang bea masuk barang yang dibawa dari luar negeri. Menurut ketentuan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 188/PMK.04/2010,  batasan barang bawaan penumpang adalah U$D250 untuk satu orang dan U$D 1.000 untuk keluarga. Di luar ketentuan tersebut akan dikenakan pajak dalam rangka impor.

Sayangnya masih banyak Buruh Migran Indonesia (BMI) yang belum paham dengan peraturan ini. Saat turun di bandara dan melewati bea cukai, mereka kaget saat diminta pihak bea cukai membongkar isi kopernya yang berisi barang-barang hasil belanjaan. Mereka juga kaget ketika diminta membayar pajak barang dalam jumlah tertentu. Guna menghindari kejadian tersebut, sebaiknya buruh migran melakukan hal-hal berikut ini :

1. Sebelum dimasukkan ke dalam koper, buang lebih dulu banderol harga yang tergantung di setiap barang. Khusus untuk gadget seperti handphone atau kamera, lebih baik buang saja kardusnya. Kondisikan barang-barang tersebut menjadi barang keperluan kita sehari-hari, bukan sebagai barang baru.
2. Buruh migran sebaiknya menghindari membawa barang dalam jumlah banyak saat cuti pulang ke tanah air. Barang-barang buruh migran bisa dikirim terlebih dahulu lewat jasa pengiriman untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Sebelum memutuskan membeli barang mahal di luar negeri, lebih baik cermati dulu bea masuk yang akan dikenakan saat melewati bea cukai bandara. Jangan sampai bea masuk yang harus dibayarkan melebihi harga barang yang kita beli di luar negeri.
4. Jika barang yang akan kita beli di luar negeri sudah tersedia di Indonesia, alangkah lebih baik kita membeli di Indonesia saja. Selain mudah, juga untuk menghindari kesulitan di bandara saat melewati bea cukai.