(Bahasa Indonesia) Panduan Membuat Surat Pembaca

Author

Sorry, this entry is only available in Indonesian.

Salah satu contoh surat pembaca di Kompas tentang KTKLN yang dikirim oleh Rahim Sitorus.
Salah satu contoh surat pembaca di Kompas tentang KTKLN yang dikirim oleh Rahim Sitorus.

Beberapa waktu lalu, isu KTKLN kembali menyeruak di media massa cetak. Persoalan yang dihembuskan menyangkut banyak TKI gagal terbang karena penolakan sepihak dan tanpa prosedur yang dilakukan petugas di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI). Pelanggaran wewenang itu mengakibatkan kerugian baik materil maupun imateril bagi buruh migran.

KTKLN muncul dalam rubrik Surat Pembaca di koran nasional Kompas (13/09/13). Penulisnya adalah Rahim Sitorus yang merupakan pegiat buruh migran dan seorang pengacara di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta. Mencuatnya KTKLN di Kompas rupanya mendapat respon yang luar biasa dari para buruh migran. Walapaun belum ada tanggapan langsung dari Imigrasi Soekarno Hatta maupun BNP2TKI terkait Surat Pembaca tersebut, namun kekuatan Surat Pembaca di media massa tak diragukan lagi. Apalagi, Kompas adalah koran dengan tiras tertinggi di Indonesia.

Tulisan Rahim Sitorus rupanya mendorong dan menginspirasi teman-teman buruh migran untuk ikut mencoba menulis Surat Pembaca. Hal ini menjadi sinyal bagus bagi pembelajaran buruh migran. Setidaknya, mereka akan berani bersuara melalui media massa ketika mengalami kejadian tak adil dalam pelayanan publik. Maka dari itu, redaksi Buruhmigran.or.id sengaja membuat panduan mengenai tata cara membuat Surat Pembaca. Berikut ada sembilan langkah dalam membuat Surat Pembaca. Panduan ini dikembangkan dari beberapa sumber yang didapat di internet.

  • Tentukan Tema atau Fokus Keluhan Anda

Rubrik surat pembaca di media massa adalah ruang bagi pembaca untuk menyampaikan persoalan dari klarifikasi pemberitaan hingga keluhan atas pelayanan publik. Pastikan anda memiliki tema atau keluhan yang jelas menyangkut persoalan yang Anda hadapi. Apa persoalan Anda?, siapa pihak yang Anda keluhkan?, dan apa tuntutan Anda harus jelas. Jangan lupa, berikan judul yang menarik sesuai dengan tema.

  • Gunakan bahasa yang lugas dan tidak bertele-tele

Bahasa Indonesia yang singkat, padat, dan jelas tak bisa ditawar lagi dalam penulisan Surat Pembaca, karena ruang tulisan pada rubrik surat pembaca, sangat terbatas. Usahakan tulisan tidak bertele-tele atau langsung pada persoalan.

Panjang alinea atau paragraf yang biasa dijadikan patokan dalam menulis Surat Pembaca adalah 3 hingga 5 alinea saja. Ketentuan banyaknya alinea di setiap majalah, tabloid, koran dan media lainnya memang berbeda-beda. Namun pada umumnya, panjang paragraf tidak lebih dari 5 alinea dan tak kurang dari 3 alinea.

  • Baca, teliti dan edit kembali

Setelah proses penulisan Surat Pembaca selesai, langkah selanjutnya adalah kembali membaca surat tersebut. Jangan buru-buru untuk mengirimnya, bila Anda belum memeriksa secara keseluruhan.

  • Buat surat pengantar

Kesopanan juga tak boleh dilupakan dalam etika mengirim surat. Ketika surat telah siap dikirim, ada baiknya Anda membuat surat pengantar. Isi surat pengantar itu menjelaskan tentang Surat Pembaca sebagai surat lampiran.
Contoh isi surat pengantar secara ringkas adalah sebagai berikut : Bersama ini kami kirimkan tulisan berjudul : “ (tuliskan judulnya) ” untuk dimuat di Rubrik Surat Pembaca media cetak yang Bapak/Ibu Pimpin. Semoga Surat Pembaca kami ini dapat dipublikasikan di media cetak Bapak/Ibu. Atas bantuan yang diberikan, kami menyampaikan terima kasih. Jangan lupa cantumkan nama lengkap sesuai KTP, Alamat, serta Nomor Telp/HP Anda yang bisa dihubungi.

  • Lampirkan salinan identitas diri

Jika kita buka media cetak, di halaman opini atau pun di bawah box susunan redaksi media massa, selalu dicantumkan informasi agar setiap pengirim Surat Pembaca melampirkan fotokopi identitas diri. Anda dituntut untuk taat dalam memenuhi ketentuan ini. Kalau KTP tidak ada, Anda bisa menggunakan kartu SIM, atau kartu identitas yang lainnya.

  • Kirim pada alamat redaksi media yang dituju

Setelah semuanya siap, barulah Anda mengirimkan surat kepada redaksi yang mengasuh rubrik Surat Pembaca. Biasanya redaksi Surat Pembaca juga mengelola halaman Opini. Alamat Redaksi media cetak selalu dicantumkan di box susunan redaksi, masing-masing media.

  • Pantau pemuatan Surat Pembaca

Setelah mengirimkan Surat Pembaca ke redaksi media cetak,  tinggal menunggu pemuatan atau penerbitannya di media cetak yang kita kirim. Jangan berharap redaksi akan memberitahu Anda untuk pemuatan Surat Pembaca. Kalau punya uang, lebih baik Anda membeli media cetak tersebut untuk memonitor apakah Surat Pembaca kita sudah dimuat atau belum.

  • Coba lagi dan jangan putus asa

Bila tulisan Anda belum atau tidak dimuat, jangan berputus asa. Kirim ulang surat Anda atau pilih media massa lain.

  • Dokumentasikan dan Tunggu Jawaban Dari Pihak Yang Anda Surati

Arsipkan Surat Pembaca yang telah dimuat di media massa dan tunggu pihak yang Anda keluhkan menjawab melalui media massa yang sama,

Semoga panduan ini bermanfaat. Silakan mencoba, jangan lelah untuk terus belajar.

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.