Berdasarkan temuan lapangan terkait isu soal tenaga Kerja yang bekerja di luar negeri dan kembali ke daerah asal di tingkat Kabupaten dan Kota di NTT yang mengalami persoalan psikologi.
Demikian dikatakan project officer Yayasan Tifa wilayah NTT, Jhon Bria pada acara training konseling bagi para mitra kerja Yayasan Tifa yang ada di NTB dan NTT di Hotel Astiti Kupang, Jumat (31/5).
Menurut Jhon, persoalan psikologis yang dialami dapat bersifat sangat pribadi, misalnya persoalan keuangan, seks, stabilitasi emosional, kesehatan fisik, pernikahan, gaya hidup, moral atau dukacita yang disebabkan berbagai factor yang terakumulasi.
“Dan juga persoalan lain yakni salah satunya bagi calon TKI adalah tekanan karena dipaksa berangkat atau saat persiapan keberangkatan di penampungan mereka tidak diijinkan pulang ke kampung halaman oleh PPTKIS,” katanya.
Lanjut Jhon, sementara bagi purna TKI, persoalan psikologis terjadi karena gaji tidak dibayar, pemutusan hubungan kerja sebelum masa perjanjian berakhir atau akibat banyaknya kejadian-kejadian yang menyakitkan selama bekerja di Luar Negeri seperti penyiksaan secara fisik dan non fisik. Selain itu, banyak purna TKI yang sudah kembali ke kampungnya mendapati bahwa hasil remintasi tidak mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya atau TKI yang mengalami kekerasan seksual sampai membawa anak ke kampung halaman yang menyebabkan gangguan psikologis akibat keluarga atau suami akan marah karena istrinya membawa anak dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
“Melalui kegiatan ini sebagai Yayasan Tifa bersama mitra kerja yang ada di NTT terdiri dari Rumah perempuan Kupang di Kupang, Delsos di Larantuka dan PPSE di Atambua dan di NTB yang terdiri ADBBMI dan Koslata dapat memberikan pelatihan bagi mitra gugus tugas mereka yang ada untuk bisa melakukan pendampingan bagi TKI yang mengalami persoalan psikologis nantinya,” katanya.
Koordinator Rumah Perempuan Kupang yang juga merupakan mitra kerja dari Yayasan Tifa, Libby SinlaEloe mengatakan, dengan kegiatan ini maka Rumah Perempuan Kupang akan siap menerapkan program tersebut kepada 10 desa yang yang selama menjadi mitra gugus tugas di desa dengan mengambil dua orang dari tiap desa yakni yang membidangi sebagai konseling untuk diberikan pelatihan.
“Dengan telah adanya pelatihan melalui program kami dari Lembaga Rumah Perempuan Kupang akan mengambil sebanyak 20 orang untuk diberikan pelatihan untuk menjadi trainer guna mereka akan menjadi trainer untuk memberikan pelatihan bagi masyarakat didesa,” katanya.
Lanjut Libby,rencana kegiatan ini akan dilakukan di Hotel pada tanggal 13 Juni sampai dengan 15 Juni bagi 20 orang tersebut.