(Bahasa Indonesia) Belajar dari BMI Hong Kong: Siasat Cerdas Membeli Emas Batangan

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

investasi gold bar (dok. BHSI)

Dunia investasi memang menjanjikan masa depan keuangan anda terjamin. Namun, berinvestasi juga tidak semudah apa yang dibayangkan. Terutama terkait investasi di bidang emas. Pilihan berinvestasi emas memang pilihan yang tepat. Dari tahun ke tahun harga emas selalu naik, sehingga nilai uang anda aman dari inflasi.

Ada beberapa perbedaan soal investasi emas perhiasan dan emas batangan. Emas perhiasan seperti cincin, kalung, dan gelang cenderung lebih mahal daya belinya.  Berbanding terbalik jika kita menjualnya, harganya lebih murah di banding kita membelinya. Hal ini dikarenakan untuk membuat perhiasan emas dibutuhkan ongkos tambahan untuk membentuknya menjadi perhiasan. Sementara itu, dalam dunia jual-beli emas, si pembeli tidak menghitung bentuk dan model emas, cukup berat dan karat emas saja.

Sementara itu, harga emas batangan cenderung stabil, karena tidak diperlukan ongkos tambahan untuk membentuknya. cukup dicetak sesuai dengan berat yang diinginkan. Manyoritas Buruh Migran Indonesia (BMI) yang tergabung dalam BMI Hong Kong Sadar Investasi (BHSI) memilih emas batangan sebagai media investasi. Tapi, kendalanya adalah kadar berat emas batangan berbeda-beda, ada yang 2,5 gram, 5 gram, 10 gram dan tentunya harganya lumayan tinggi. Tidak semua BMI sanggup membelinya dengan 1 bulan gajinya. Sedang harga emas dari hari-ke hari selalu naik turun, fluktuatif. Belum lagi jika BMI tidak tahan godaan ketika menyimpan uang gajinya untuk membeli emas batangan di bulan berikutnya.

BMI di Hong Kong punya cara cerdas untuk menyiasati kesulitan mereka untuk berinvestasi emas. Mereka menyebutnya “Kawinan” yaitu membeli emas batangan dengan cara patungan. Tentu tidak mudah untuk mencari pasangan yang bisa dipercaya agar cita-cita membeli emas batangan terlaksana. Butuh seorang “mak comblang” sekaligus pihak ketiga yang menjadi penengah, sehingga meminimalisir perselisihan. Tentu juga tidak mudah menemukan orang ketiga yang jujur dan mau menjadi penengah diantara BMI yang ingin “kawinan.”

Petani Saham (PS) misalnya, PS adalah pendiri sekaligus pengasuh BHSI. Ketika libur tiba PS selalu menyediakan waktu untuk menemani BMI membeli emas. PS lah juga yang menggagas ide “kawinan” bagi BMI yang tak mempunyai cukup dana untuk membeli emas batangan, sedang mereka sangat ingin. Awalnya, banyak yang tak sepakat dan percaya dengan ide “kawinan” PS, tapi banyak juga yang mempercayainya dan menjadikannya “mak comblang” sekaligus “penghulu” (pihak ketiga).

Selama ini PS sudah berkali-kali menjadi mak comblang dan penghulu di BHSI. Ialah yang mengatur segalanya soal seserahan uang yang akan digunakan untuk membeli emas sampai PS menyerahkan emas kepada masing-masing BMI yang melakukan “kawinan.”  Mulanya masing-masing BMI yang melakukan kawinan akan menyerahkan sejumlah uang sesuai kesepakatan, kemudian PS akan membelikan gold bar (emas batangan) lalu menyimpannya. Ketika seserahan kedua untuk gold bar kedua barulah PS menyerahkannya kepada kedua pasangan kawinan. Karena sifat harga emas yang fluktuatif, demi keadilan, PS menjumlahkan harga kedua gold bar lalu membaginya sama rata biaya yang yang harus ditanggung keduanya.

Sistem kawinan ala BMI Hong Kong ini sangat cerdas menyiasati keterbatasan dana dalam berinvestasi di bidang gold bar. Meski berada jauh dari negerinya, semangat bergotong-royong tetap lestari. Maju terus BHSI. (F:)

5 komentar untuk “(Bahasa Indonesia) Belajar dari BMI Hong Kong: Siasat Cerdas Membeli Emas Batangan

  1. Kantor pusat coswaybay mana ya mas tau mbk sesbab saya lngsng ingin survesi di tempat dan bagaimana cara pendaftaran ya….maksih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.