(Bahasa Indonesia) Tradisi Migrasi Swadaya Orang Lewohedo (2)

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Tampak bebepa Pemuda Lewohedo yang tersisa di kampung halaman, sementara sebagian besar melakukan migrasi swadaya untuk bekerja di Malaysia
Tampak bebepa Pemuda Lewohedo yang tersisa di kampung halaman, sementara sebagian besar melakukan migrasi swadaya untuk bekerja di Malaysia

Ketika ditanya soal kehidupan keluarga yang ditinggalkan di desa, Yohanes Niron, salah satu keluarga buruh migran, dengan nada kelakar mengatakan bahwa tak ada satu pun keluarga di desa Lewohedo yang jadi orang kaya dari hasil merantau. Parahnya,  sebagian dari keluarga yang ditinggalkan justru hidup di bawah garis kemiskinan. Banyak kasus yang membuktikan setelah merantau, para suami tidak lagi memperhatikan kehidupan keluarga di kampung. Bahkan ada juga yang akhirnya kawin lagi di tanah rantau.

Dampak positif dari migrasi ke luar negeri adalah kontribusi perantau migran kepada Desa Lewohedo. Andreas, Kepala Desa Lewohedo yang juga mantan buruh migran, menyatakan bahwa selama ini para perantau sudah banyak memberi sumbangan, baik dalam bentuk uang maupun barang bagi pembangunan di desa Lewohedo.

Arus perantauan di Desa Lewohedo banyak menimbulkan banyak masalah baru di lain sisi. Persoalan yang cukup memperihatinkan adalah sedikitnya jumlah pemuda yang masih menetap di desa ini. Wilayah desa seluas wilayah 2,34 kilometer persegi ini hanya menyisakan tidak lebih dari 20 orang pemuda. Sebagian besar pemuda memilih  menjadi buruh migran dan perantau lokal yang banyak berada di Kalimantan Timur. Padahal kelompok pemuda menjadi salah satu tulang punggung pembangunan di desa.

“Di kampung, kami masih bisa dapat uang dari ojek. Dalam satu hari bisa dapat lima puluh ribu rupiah. Cukuplah untuk makan sehari-hari. Dari pada pergi merantau lalu pulangnya sama saja, lebih baik di sini”, kata Vincent, salah seorang pemuda yang masih tinggal di Lewohedo.

“Teman-teman yang pergi merantau ke Malaysia, setelah pulang ya ojek juga seperti kami yang lain. Sementara hasil dari merantau itu sendiri tidak ada”, lanjut Vincent. (Bersambung)

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.