MATARAM. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membentuk Tim Terpadu untuk mengusut kematian tiga orang Tenaga Kerja Indonsia (TKI) di Malaysia, 24 Maret lalu. Tim ini secara garis besar terdiri dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, serta Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia –(BP3TKI) Mataram
Pemda Provinsi NTB dan BP3TKI Mataram siap menangani kasus kematian tiga orang TKI asal Lombok Timur di Malaysia. Pernyataan itu dikemukakan Kepala BP3TKI Mataram Syahrum kepada wartawan di Kantor Gubernur pagi tadi. Pernyataan tersebut sesuai arahan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, yang nantinya, bisa dalam bentuk bantuan pembiayaan sebagai komitmen BP3TKI untuk mengusut kasus ini, sampai selesai.
Sebelumnya, tegas Syahrum, pihaknya, telah berkirim surat kepada KBRI di Kuala Lumpur, untuk mengetahui kronologis kematian tiga TKI asal Lombok Timur itu. Pada kesimpulannya, masih menunggu jawaban perwakilan pemerintah RI di Malaysia.
Di tempat sama, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB Mukhlis mengungkapkan, tim akan mendukung keluarga untuk melakukan otopsi. Meski, saat ini pihak keluarga belum secara komprehensif melaporkan kasus ini kepada Polda NTB.
Pihaknya akan mendampingi keluraga korban ketika melaporkan ke Polda NTB. Selain itu, kata Mukhlis, biaya pengiriman mayat kemarin sebesar Rp.12 juta, akan diganti tim terpadu ini. Termasuk, administrasi dalam proses otopsi mendatang.
Ketiga TKI Lombok Timur yang meninggal itu, antara lain, Mad Noor warga Dusun Gubuk Timuk, Desa Pengadangan, Pringgesela, serta Herman dan Abdul Kadir Jaelani, warga Pancor Kopang, Pringgasela Selatan, Lombok Timur.
Ketiganya dinyatakan tewas oleh salah satu rumah sakit di Malaysia Barat akibat tembakan berganda pada tanggal 24 Maret 2012. Ketiga jenazah ini, tiba di Bandara Internasional Lombok, Kamis 5 April lalu, untuk dimakamkan di kampung masing-masing.
Keberadaan mereka pun diketahui telah bekerja di Malaysia sejak tahun 2005. Sedang keberangkatan terakhir dengan memergunakan paspor wisatawan.
Hanya, belakangan kondisi jenazah memiliki jahitan di sekitar dada dan perut. Hingga, diduga ketiga jenazah ini telah kehilangan sejumlah organ tubuh milik mereka, seperti mata dan lainnya. (Rasidibragi)