News

Nasionalisme dalam Setetes Darah di Tanah Rantau Malaysia

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Kuala Lumpur—Darah merupakan cairan yang paling penting pada manusia. Fungsinya adalah mengirimkan zat-zat kimia hasil metabolisme. Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia sampai sekarang tidak mampu membuat darah dan sel hidup lainnya, sehingga cara yang paling tepat adalah dengan saling menyumbangkan darah. Ketika ada orang sakit yang kekurangan darah maka rumah sakit harus menyediakan darah.

Donor darah merupakan mekanisme untuk mengumpulkan darah sebelum disalurkan ke rumah sakit bagi yang membutuhkan. Itulah kegiatan yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia yang bekerjasama dengan Pusat Darah Malaysia di Aula Sekolah Indonesia Kuala Lumpur pada Minggu (18/09/2016). Kegiatan tersebut juga disponsori oleh Gopi-Gopi Channel dan didokumentasikan oleh team Komunitas Pothographer Indonesia Malaysia (KPIM).

Acara ini berlangsung ramai, banyak masyarakat Indonesia yang antusias terhadap kegiatan ini. Tiidak hanya pekerja Indonesia di Malaysia, tapi juga pelajar dan pelancong. Selain itu, warga Malaysia juga berpartisipasi dalam penggalangan darah ini. Dokter yang turut menjadi panitia acara ini juga memberikan respon yang bagus terhadapan donor darah ini.

“Actually, ini memang baru pertama kali saye melakukan pengambilan darah di tempat mayoriti orang Indonesia dan acara ini sangat bagus, cuacanya juga mendukung. Cuma yang menjadi masalahnya mereka yang tidak membawa paspor atau tanda pengenal yang sah. Hanya foto stat saja. Akan tetapi, biasa di tempat lain seperti mall-mall, sekitar 20 atau 30 orang Indonesia yang ikut serta mendonorkan darah mereka. Tapi keseluruhan sudah bagus,” ungkap Umi Nazirah dalam Bahasa Melayu.

Menurut Umi Nazirah, seseorang yang mengidap penyakit HIV, Hepatitis B, dan tekanan darah tinggi tidak diperbolehkan untuk menyumbangkan darahnya. Sebelum donor darah dilakukan, dokter mesti tahu gaya hidup seseorang.

“Orang kerja shift malam, tidur tak cukup, orang yang tinggal kurang dari 12 bulan di Malaysia, dilarang untuk berpartisipasi,” tegas Umi.

Di sisi lain, Agus Purwanto, Ketua Panitia Donor Darah berharap kedepannya makin banyak yang donor darah dan peduli terhadap sesama manusia.

“Untuk antusiasme hari ini mungkin tidak seperti tahun kemarin, tetapi lumayan ada sekitar kurang lebih 100 orang yang mendaftarkan diri,” tutur Agus kepada Redaksi Serantau.

Kedepannya, menurut Agus, semoga bisa bekerja sama dengan komunitas-komunitas Indonesia yang berada di Malaysia dengan lebih intensif lagi setiap 6 bulan sekali. Kegiatan seperti ini menjadi penting bagi Warga Negara Indonesia di Malaysia sebagai wujud saling interaksi.

“Kepedulian terhadap sesama tanpa memandang SARA (Suku, Antara Golongan, Ras dan Agama) akan membuktikan kepada masyarakat Malaysia bahwa orang Indonesia juga memiliki rasa solidaritas terhadap sesamanya, ” begitu pesannya.

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.