Pesan untuk KJRI Hong Kong di Hari Kemerdekaan

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Poster Panggung Merah Putih untuk Peringati Hari Kemerdekaan
Poster Panggung Merah Putih untuk Peringati Hari Kemerdekaan

Seperi tahun-tahun sebelumnya saat Agustus tiba, KJRI Hong Kong mengadakan upacara bendera di Wisma Kepala Perwakilan Republik Indonesia. Selain mengadakan upaca, KJRI juga mengadakan panggung gembira yang berada di Victoria Park, tempat berkumpulnya para buruh migran saat libur hari Minggu.

Tak beda dengan tahun lalu, Panggung Merah Putih juga akan digelar dengan mendatangkan beberapa artis dari tanah air. Tahun ini akan ada Inul Daratista, Nazar, Beniqno, Duo Racun dan akan diiringi oleh Purwa Tjaraka. Acara ini bisa dibilang biasa saja, tetapi bisa juga dibilang luar biasa.

Menjadi menarik dibincangkan karena saat ini masih banyak kasus buruh migran, khususnya di Hong Kong. Kenapa KJRI tidak memanfaatkan momen panggung ini untuk mengundang orang-orang yang selama ini sering berhubungan dengan buruh migran dan menjadi tanggung jawabnya untuk melindungi BMI?

Misalnya, Menteri tenaga kerja, ketua BNP2TKI, perwakilan agensi di Hong Kong dan PJTKI serta staf KJRI sendiri untuk berdialog bersama dengan para buruh migran di Hong Kong. Kalau biasanya dialog selalu di tempat tertutup, duduk manis di kursi dengan ruangan berpendingin, bolehlah setahun sekali mengambil momen Agustusan untuk mengadakan dialog terbuka di lapangan.

Dialog di lapangan terbuka akan sangat efektif mengingat kebanyakan para BMI saat libur Minggu memilih menghabiskan waktunya di lapangan, berkumpul dengan teman atau saudara. Dialog di lapangan pasti akan jauh lebih menarik daripada di ruangan KJRI, karena biasanya yang datang hanya orang tertentu saja karena informasi yang disebar juga hanya untuk orang tertentu.

KJRI Hong Kong juga bisa sekalian datangkan wakil rakyat yang sering bikin UU tapi tidak memikirkan dampak dan efeknya dari peraturan yang dibuat. Hanya menguntungkan segelintir orang tapi merugikan banyak orang, salah satu contoh nyata adalah KTKLN.

KJRI juga bisa mengundang mantan buruh migran yang telah sukses membuka usaha di tanah air dan memperkerjakan banyak orang. Tentu agar menjadi inpsirasi bagi para BMI yang saat ini masih bekerja mengumpulkan modal.

Benar kalau BMI butuh hiburan, tapi perlu diketahui bahwa perlindungan dan perhatian dari pemerintah tentu lebih kami butuhkan daripada goyangan artis yang bahkan kepanjangan BMI atau KTKLN itu apa masih banyak yang tidak tahu.

Panggung Merah Putih yang berdiri di lapangan Victoria Park itu tentu menghabiskan uang yang tidak sedikit, ditambah rombongan artis yang didatangkan dari tanah air. Ini bertolak belakang dengan para BMI yang terkena kasus dan harus menunggu di shelter. Untuk makan, peralatan mandi, transportasi, perpanjang visa saat menunggu kasus, mereka menunggu bantuan dan uluran tangan yang biasanya datang dari sesama BMI.

Maka tidak heran kalau banyak yang protes dengan pengumuman yang disebar oleh KJRI mengingat hari acara semakian dekat. Lalu, apakah acara ini tetap lanjut atau batal? Sepertinya masih akan tetap berjalan.

Saya berharap, momen Agustus tahun ini bisa menjadi pengingat bersama bahwa untuk merayakan kemerdekaan tidak harus dengan mendatangkan artis-artis ibu kota, menghambur-hamburkan uang untuk panggung gembira (meski sudah diagendakan dan disetujui pemerintah pusat atau dapat dukungan dari sponsor) yang katanya untuk hiburan buruh migran.

Apakah buruh migran terhibur dengan adanya panggung ini? Jujur, sebagai buruh migran saya tidak terhibur. Mengingat uang yang digunakan tidak sedikit dan masih banyak buruh migran yang memerlukan bantuan dan perhatian.  Satu lagi, pelayanan KJRI Hong Kong masih jauh dari kata memuaskan.

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.