Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi bersama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melakukan pemantauan kegiatan Kelompok Buruh Migran di Banyuwangi (5-7/11/2014). Pemantauan merupakan bentuk tanggung jawab BNP2TKI setelah Penutupan Program Pemberdayaan Perempuan dan Anggota Keluarganya di Daerah Asal September 2013 silam. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi langsung 10 kelompok yang tersebar di 3 kecamatan (Muncar, Cluring, Purwoharjo). Kunjungan juga dilakukan ke Dinsosnakertrans Banyuwangi untuk mengetahui sejauhmana komitmennya terhadap perlindungan dan pemberdayaan kelompok BMI.
“Kunjungan ke berbagai macam unit usaha kelompok yaitu simpan pinjam, ternak kambing dan industri kue/camilan. Kegiatan ini diharapkan banyak mendapatkan informasi dan perkembangan kelompok baik dari sisi usaha maupun kelompok sebagai pusat informasi migran di tingkat desa,” terang Sri Mulyani (41) Kasi Pengembangan dan Pemberdayaan TKI BNP2TKI.
Menurut Sri Mulyani, dari hasil kunjungan ke berbagai kelompok TKI di Banyuwangi, usaha yang mengalami kemajuan pesat adalah unit usaha simpan pinjam. Kelompok sebagai pusat informasi migran di tingkat desa belum berfungsi secara optimal. Hal itu dibenarkan Siti Musilah (44) bendahara Kelompok Rengganis (Kecamatan Muncar), dari modal awal 18 juta, sekarang dana yang bisa diputar sebagai modal kegiatan usaha menjadi 80 juta lebih. Dinas Perindustrian , Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Banyuwangi adalah stakeholder di Banyuwangi yang selama sering melakukan pemberdayaan Kelompok Buruh Migran. Hal itu dibenarkan Siti Maslikah (42), bendahara Kelompok Merpati (Muncar).
Kegiatan monitoring dilakukan sebagai dasar membuat arah kebijakan BNP2TKI guna penyusunan program pemberdayaan TKI di 2015. SBMI Banyuwangi berharap Program pemberdayaan TKI kedepan, dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai instansi pemerintah terkait.