Anggota Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Wilayah Banyuwangi terus bergeliat membangun jejaring kelompok ekonomi di desa. Hingga Agustus 2013 SBMI Banyuwangi telah mengorganisir 30 Kelompok Mantan Buruh Migran dari empat Kecamatan di Banyuwangi, yakni Kecamatan Bangorejo, Cluring, Muncar, dan Purwoharjo. Masing-masing kelompok memiliki kegiatan usaha dari simpan pinjam, kredit peralatan rumah tangga, kerajinan, usaha makanan, hingga ternak kambing.
Budidaya ternak kambing, menjadi jenis usaha yang paling banyak dipilih oleh komunitas Buruh Migran. Terdapat 13 kelompok yang mengembangkan budidaya kambing dengan sistem kandang bersama.
“Dari 13 kelompok tersebut, Kelompok Sakura di Kecamatan Cluring dan Kelompok Buah Naga di Bangorejo, anggotanya mayoritas adalah mantan TKI korban perdangangan orang. Kambing yang dibudidayakan adalah jenis kambing gibas atau biasa disebut domba. Kandang yang kami bangun, tidak perlu beli atau sewa lahan, cukup pinjam lahan menggunakan sistem barter dengan limbah kotoran kambing yang dibeli seharga Rp.1.500.000,- selama setahun oleh pemilik lahan.” tutur Wawan Kuswanto, Ketua SBMI Banyuwangi.
Usaha budidaya kambing gibas atau domba SBMI Banyuwangi yang didukung oleh IOM Indonesia, dimulai dengan melakukan analisis usaha terlebih dahulu. Wawan menyampaikan, analisis usaha meliputi tiga hal, membaca potensi atau peluang, ketersediaan sumber daya, dan bagaimana menjawab keberlanjutan usaha.
“Pada usaha ternak atau budidaya domba misalnya, sebelum memulai usaha kami harus mengetahui sejaumana ketersediaan bibit?, berapa harganya?. Selanjutnya bagaimana potensi pakan di daerah kami?, pertimbangannya akses pakan harus mudah dan murah, kemudian yang terakhir bagaimana sistem pasarnya. nah, sementara terkait pengelolaan itu mudah, bisa kami musyawarahkan dan kami pelajari dari internet.” tambah Wawan Kuswanto.
Guna melihat lebih jauh bagaimana budidaya domba yang dikelola SBMI Banyuwangi, simak cuplikan video berikut: