(Bahasa Indonesia) Koperasi TKI Purna, Kembangkan Budidaya Ayam Petelur

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Anik Sugiono, Mantan TKI Malaysia yang mengembangkan bisnis ayam petelor ramah lingkungan di daerah Ngantang, Kabupaten Malang
Anik Sugiono, Mantan TKI Malaysia yang mengembangkan bisnis ayam petelur ramah lingkungan di daerah Ngantang, Kabupaten Malang

Beberapa anggota Koperasi TKI Purna Jaya Makmur, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Malang, mengembangkan budidaya ayam ras petelur. Berbeda dengan budidaya ayam petelur yang menggunakan sistem baterai, budidaya yang dikembangkan anggota SBMI Malang menggunakan sistem postal yang ramah lingkungan.

Menurut Anik Sugiono (29), sistem  postal merupakan perkandangan di mana ayam ras petelur dilepaskan secara bersama-sama, bukan dikurung satu-satu dengan sistem baterai. Ukuran kandang sistem postal adalah 1 meter persegi untuk setiap 8 ekor ayam dan disediakan kotak-kotak untuk bertelur disekeliling kandang.

“Lantai kandang postal ditabur dengan gamping, setelah kering, kurang lebih 1 hari, lantai ditaburi sekam padi setebal 1 sampai 2cm. Kotak untuk tempat bertelur, dibuat memanjang disekeliling kandang dengan ukuran 35cm X 35cm X 35cm, dengan ketinggian kurang lebih 20cm dari lantai kandang.” tutur Anik, Ketua Koperasi TKI Purna Jaya Makmur, Ngantang, Malang.

Saat ditanya apa kelebihan dari budidaya ayam ras petelur menggunakan sistem postal?, Anik menyampaikan salahsatunya adalah ramah lingkungan. Setiap 4 bulan sekali, limbah kotoran ayam yang sudah bercampur sekam padi, bisa digunakan atau dijual sebagai pupuk organik. Kotoran ayam dengan kandang sistem postal itu kering dan tidak berbau, karena sistem ini menggunakan Co Enzim.

“Co Enzim merupakan bahan ekstrak alami yang dicampur pakan ayam, sehingga kotoran tidak bau. Budidaya ayam petelur dengan sistem postal, sangat cocok bagi mantan BMI yang tinggal di pemukiman padat penduduk, karena ramah lingkungan dan tidak kotorannya bau.” tambah Anik.

Usaha budidaya ayam ras petelur bisa menjadi peluang bagi buruh migran yang akan pulang kampung. Bisnis ayam petelur cukup menjanjikan, karena kebutuhan masyarakat akan telur semakin meningkat.

“Dari 200 ayam petelur yang saya kelola, telur yang terkumpul setiap hari, pasti habis dibeli tetangga sekitar. Jadi, saya tidak perlu sampai menjual ke pasar. Bisnis ayam petelur bisa jadi sampingan. Saya hanya butuh waktu sore untuk mempersiapkan ransum (pakan ayam) dan 1 jam di pagi hari untuk memberi makan. Selebihnya, Saya bisa kerja ke kantor atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.” tutur Yati, anggota SBMI Malang yang juga mengembangkan bisnis ayam petelur.

Sebagai gambaran usaha, berikut video penjelasan tentang bisnis ayam petelur dari Anik Sugiono berikut:

ANALISIS USAHA AYAM RAS PETELUR (untuk 100 ekor ayam siap telur/pullet)

Apabila sobat buruh migran tertarik dengan bisnis ayam petelur, berikut analisis usaha yang dibuat Koperasi TKI Purna Jaya Makmur.

  1. Kebutuhan modal awal sekitar Rp.15.000.000.,- / 100 ekor ayam (untuk bibit ayam, pakan, kandang,)
  2. Pembuatan kandang Rp.8.000.000,- (bisa ditekan dengan memanfaatkan kayu-kayu bekas bongkaran bangunan)
  3. Ayam siap telur (pullet)  Rp.52.000,- x 100 ekor = Rp. 5.200.000,- (harga per-awal 2013)
  4. Pakan Konsentrat 3 Kg x Rp.5.000,-     = Rp. 15.000,-
  5. Pakan Beras Jagung 6 Kg x Rp.2.500,- = Rp. 15.000,-
  6. Pakan Bekatul 2 Kg x Rp.1.000             = Rp.   2.000,-
  7. Tiga jenis pakan di atas dicampur menjadi 11 Kg = Rp.32.000,-
  8. 1 ekor per hari butuh 110gr pakan, 110gr x 100 ekor = 11.000 gr atau 11 Kg, jadi per hari 100 ekor ayam butuh 11 Kg Pakan (Rp.32.000,-)
  9. Total biaya pakan hingga produksi (betelor) adalah sekitar Rp.1.000.000,-
  10. Hasil telur untuk 100 ekor, rata-rata adalah 6 Kg per hari
  11. Harga telur Rp.12.000,-/Kg x 6 Kg/hari = Rp. 72.000,-/hari
  12. Keuntungan bersih per hari (harga telur per hari dikurangi biaya pakan per hari) Rp.72.000 –  Rp.32.000 = Rp.40.000,-/hari
  13. Keuntungan perbulan  Rp.40.000,- x 30 hari = Rp.1.200.000,-
  14. Masa produksi 3 tahun (sejak pertama kali bertelor)
  15. Kotoran ayam dijual per kantong = Rp.10.000,-
  16. Ayam afkir (sudah tidak bertelor) dijual jadi ayam pedaging = Rp.35.000,-/ekor

Keterangan lebih lanjut bisa menghubungi SBMI Malang di alamat email:  sbmi.mlg@gmail.com

8 komentar untuk “(Bahasa Indonesia) Koperasi TKI Purna, Kembangkan Budidaya Ayam Petelur

  1. Mas/mba,boleh kirim alamat peternakannya,sy mo belajar beternak ayam petelur sistem postal,
    Terimakasih

  2. salam 2017.pak berpa harga ayam petelur siap telur /ekor dan kalau di kirim ke kab. banggai prov. sulteng berpa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.