Hari senin (3/12) begitu tiba di Denpasar, M. Qadarusman (30) yang akrab disapa Aan merasa suhu udara sangat bersahabat. Suhu Sumbawa, daerah M. Qadarusman sangat panas. Di Denpasar, Aan menghadiri acara Pelatihan Administrator Pusat Teknologi Komunitas Rumah Internet untuk Tenaga Kerja Indonesia (PTK-Mahnettik) di Hotel Atanaya, Jalan Palapa No.88a Kuta-BALI. Acara yang berlangsung dari 4-6 Desember 2012 itu diselenggarakan oleh Yayasan TIFA bekerjasama dengan BNP2TKI dan AusAID serta TNP2K.
Peserta PTK Mahnettik yang hadir mewakili lima wilayah Kabupaten yang berasal dari dua Provinsi, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Aan, adalah pengelola PTK Mahnettik di wilayah Sumbawa-NTB. Sedang Empat peserta lain berasal dari Kabupaten Belu-NTT, Kabupaten Kupang-NTT, Kabupaten Flores Timur-NTT dan Kabupaten Lombok Timur-NTB. Dalam pertemuan itu, kerja kelompok berbagi pengalaman dalam pengelolaan Mahnettik di lima wilayah tersebut.
Menurut Aan, Mahnettik menjadi salah satu keluaran kegiatan program yang diharapkan bisa menghubungkan kembali komunikasi antara Buruh Migran yang bekerja di luar negeri dengan keluarganya yang ada di desa. Program ini berlangsung sejak akhir 2009 sampai 2011. Sempat berhenti dan akhirnya dilanjutkan pada Oktober 2012 dengan tema program adalah “Tangga Migran” dan Mahnettik tetap menjadi salah satu ikon program.
PTK Mahnettik Sumbawa buka setiap pukul 9.00 pagi dan tutup pada pukul 22.00 Wita setiap hari. Waktu pelayanan yang sampai malam tidak menjadi masalah bagi Aan karena beliau tinggal (Live in) di PTK-MAHNETTIK. Selain anggota program atau komunitas program, masyarakat umum juga boleh mengakses layanan ini. Mereka belajar komputer dan internet.
Lokasi PTK Mahnettik sendiri sudah berpindah dari yang sebelumnya di Desa Karang Dima ke BTN Griya Idola Blok I Kecamatan Labuan Badas, Kabupaten Sumbawa-NTB. Alasan pindah lokasi dikarenakan lingkungan yang kurang bersih dan sulitnya mendapatkan air bersih serta habisnya masa kontrak. Kendala yang sering dihadapi dalam pendampingan dan pelayanan adalah arus listrik yang tidak stabil yang mengakibatkan terganggunya beberapa fasilitas komputer.
“Mahnettik Sumbawa ke depannya bisa melayani dan menjadi media pembelajaran bagi jaringan Mahnettik dan juga mampu memasarkan hasil usaha produktif anggota komunitas atau masyarakat melalui layanan website,” kata Aan sambil meneguk secangkir kopi pada saat rehat di cafetaria hotel.
Rekomendasi serta rencana tindak lanjut dari kegiatan ini adalah terhubungnya jaringan PTK-MAHNETTIK dari lima wilayah serta terbangunnya sistem Web Base system Card untuk mendata PPTKIS, jumlah kasus serta tersusunnya Kerangka kerja dan rencana kerja bersama PTK-MAHNETTIK untuk 20 bulan program.
Selamat untuk PTK Mahnettik Sumbawa yang bisa terus melayani masyarakat di bidang pangkas batas buruh migran dan keluarga via teknologi informasi