Produktif di Masa Pandemi melalui Kerajinan Tas Tali Kur

Author

Rukanah, seorang purna pekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Pondok, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Di tengah masa pandemi yang belum kunjung usai, ia mencoba sebuah usaha baru. Saat ini, Rukanah sedang menggeluti usaha kerajinan tas dari tali kur. Tas dari tali kur memang sedang booming di Indonesia. Siapapun bisa menggunakan tas ini, mulai anak-anak, remaja, dewasa atau kalangan ibu-ibu. Tas dari tali kur memang cocok dikenakan dalam berbagai acara. Baik acara formal maupun santai. Selain itu, karena bahan tas dibuat dari tali kur yang dirangkai, maka tas ini awet digunakan.

Rukanah dan tas karyanya
Rukanah dan tas karyanya

Sebelumnya, Rukanah sama sekali belum mengetahui cara dan teknik pembuatan tas. Tetapi, setelah mengikuti pelatihan pembuatan tas dari tali kur yang diadakan di Balai Desa Pondok beberapa bulan lalu, ia berinisiatif untuk menekuni ilmu yang telah didapatkannya itu. Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh sekitar 30 warga Desa Pondok. Rukanah mengaku bahwa ia memperoleh banyak sekali manfaat dari kegiatan tersebut, salah satunya teknik dasar dalam proses pembuatan tas dari tali kur.

“Awalnya belum pernah sama sekali belajar membuat kerajinan tas dari tali kur. Tapi setelah mengikuti pelatihan di balai desa, saya berinisiatif untuk mencoba hal baru melalui pembuatan kerajinan tas itu,” ujar Rukanah saat ditemui Redaksi KOPI Desa Pondok di rumahnya, (17/11/2020).

Mempunyai jiwa kreativitas memang menjadi suatu hal yang patut dibanggakan. Berbekal kreatifitas dan keuletan, Rukanah mampu menerapkan ilmunya. Saat ini, ia memiliki kesibukan membuat kerajinan tas dari tali kur. Wanita ini bercerita bahwa banyak tetangga, teman, maupun saudara yang tertarik pada kerajinan tas dari tali kur dan ada beberapa yang sudah memesan tas buatannya.

Dalam wawancaranya dengan Redaksi KOPI Desa Pondok, Rukanah juga menjelaskan cara pembuatan tas dari tali kur. Pertama yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan tas. Alat dan bahan itu meliputi tali kur, kain untuk bagian dalam tas, gunting/cutter, jarum dan benang, dan manik-manik yang digunakan sebagai hiasan.

Setelah semua bahan siap, langkah selanjutnya ialah dengan membuat dasar kepala tas. Caranya, sejajarkan empat tali kur dengan panjang masing-masing dua meter. Kemudian, ambil tali nomor 4 atau yang paling kanan untuk ditarik ke belakang ke arah kiri di tali nomor 1. Lakukan juga pada tali nomor 1 dan tarik ke belakang tali nomor 4. Lalu, tali nomor 1 tadi dimasukkan ke lubang antara nomor 3 dan 4. Teknik ini membuat tali nomor 1 terkunci. Setelah itu, kita bisa menarik tali dengan kuat menjadi satu kepala. Dengan begitu, dasar kepala tas sudah berhasil dibuat. Selanjutnya, teknik pembuatan tas itu dapat ditambahkan inovasi-inovasi berupa bentuk, warna, motif, dan lain-lain.

Dalam proses pembuatan tas dari tali kur, Rukanah memerlukan waktu berkisar dua sampai tiga hari. Lama waktu pembuatan tas tersebut bergantung pada tingkat kesulitan dan ukuran tas yang akan dibuat. Rukanah mengaku sangat senang mengerjakan kerajinan tas ini. Ia meyakini bahwa apabila sebuah keterampilan diasah secara maksimal, maka tentu akan membawa suatu peluang untuk berbisnis.

Rukanah telah berhasil menjual beberapa tas hasil karyanya. Untuk menghasilkan tas berukuran standar, ia membutuhkan modal sekitar Rp 60.000 dan menjualnya dengan harga sekitar Rp 100.000. Sedangkan untuk menghasilkan tas berukuran besar, ia memerlukan modal sekitar Rp 150.000 kemudian menjualnya dengan kisaran harga Rp 200.000.

“Dalam membuat kerajinan tas sangat diperlukan ketelatenan, dan kita juga harus kreatif. Karena kalau kita tidak mempunyai ide baru pasti hasil kerajinan itu monoton dan jarang diminati oleh masyarakat,” ucap Rukanah di akhir wawancara.

Dalam berwirausaha, yang menjadi aspek utama bukanlah besar atau kecilnya modal. Tetapi kekuatan tekad seseorang dan kemauan untuk menciptakan peluang usaha. Selain itu, untuk menghasilkan produk berupa kerajinan, seseorang membutuhkan ketelatenan, kesabaran dalam proses pembuatannya, serta daya kreatifitas.

Tulisan ini ditandai dengan: KOPI Pondok Tas Tali Kur 

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.