BLITAR-Perkuat kelembagaan Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI), Infest Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan keorganisasian di Blitar. Pelatihan yang diselenggarakan di Kantor desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar pada Sabtu-Minggu (8-9 September 2018) ini diikuti oleh perwakilan anggota dan pengurus KOPI dari Desa Jatinom, Desa Gogodeso dan Desa Pandanarum Blitar. Pelatihan ini dipandu oleh Budhi Hermanto dari Masyarakat Peduli Media Yogyakarta. Selama dua hari peserta dari tiga desa diajak untuk belajar terkait tata kelola pengembangan organisasi.
Pelatihan diawali dengan perkenalan dan dilanjutkan dengan menyusun visi organisasi. Pada saat penyusunan visi organisasi ini, Budhi Hermanto mengajak peserta untuk membuat rancang bangun berbahan tusuk sate, sedotan dan benang. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk membuat rancang bangun sesuai dengan visi masing-masing kelompok. Setelah ketiga kelompok selesai menyusun menjadi bangunan, masing-masing mempresentasikan hasil karyanya.
Setelah semua kelompok presentasi, Budhi Hermanto mengajak peserta untuk merefleksikan tentang pelajaran apa yang bisa diambil saat menyusun rancang bangun yang barusan dilakukan. Ragam jawaban diberikan oleh peserta mulai dari kebutuhan akan kolaborasi, kerjasama, saling mengisi, saling bertukar pendapat, berbagi peran, ada pemimpin dan keterbukaan antar anggota.
Dari permainan ini, Budhi hendak memberikan pemahaman bahwa dalam menyusun organisasi yang kokoh diperlukan nilai-nilai tersebut. Organisasi tidak akan menjadi baik apabila anggota satu dengan lainnya tidak memiki visi yang sama. Organisasi juga tidak akan berjalan dengan baik apabila antar anggotanya saling berkonflik satu sama lainnya.
Setelah para peserta memahami pentingnya nilai-nilai dalam membangun organisasi, peserta diajak untuk menyusun visi di masing-masing desa. Visi inilah yang menurut Budhi akan menjadi pulau harapan dalam menjalankan roda organisasi. Kemudian peserta dibagi menjadi 3 sesuai dengan desanya masing-masing. Masing-masing desa berdiskusi dan saling berargumen satu sama lainnya. Dari diskusi masin-masing desa itu diperoleh visi pengembangan KOPI di 3 desa.
Merumuskan Strategi Pengorganisasian KOPI
Pada pertemuan hari kedua, ketiga peserta diajak untuk berfikir lagi merumuskan visi menjadi misi. Kemudian dirumuskan strategi, program dan kegiatan apa yang sesuai dan mendukung visi dan misi tersebut. Dari sinilah muncul program-program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing KOPI.
Selama dua hari, peserta dari ketiga desa diajak secara aktif untuk mengerahkan pikirannya dalam menyusun perangkat organisasi. Namun karena disampaikan secara sederhana dan langsung praktik, peserta dengan mudah menangkap memahaminya.
“Saya agak terbata-bata pada awal pelatihan ini, maklum saya belum pernah mengikuti organisasi sebelumnya. Tapi Mas Budhi mengajak kami berpikir dari hal-hal yang sederhana, sehingga saya bisa mengikuti proses dari awal hingga akhir,” terang Wijianto (41) KOPI Pandanarum ditemui usai mengikuti pelatihan ini.
Sementara bagi Ninik Kristina (36), peserta dari KOPI Gogodeso, pelatihan ini menjadikannya semakin paham tentang pengelolaan organisasi. Ninik sebelumnya pernah menjadi salah satu pengurus organisasi yang bergerak di bidang dakwah di Hong Kong. Namun karena hanya bergerak dalam bidang dakwah, maka pembahasan organisasi secara detil belum pernah dia dapatkan sebelumnya.
“Saya beruntung bisa belajar dan bergabung dengan KOPI ini, walaupun saya baru pulang 1 bulan lalu. Saya berharap bisa belajar banyak dan memberikan yang saya tahu kepada orang-orang yang membutuhkan,” terang perempuan berjilbab yang telah bekerja di Hong Kong 8 tahun ini.
Pelatihan ini diakhiri dengan menyusun rencana tindak lanjut. Beberapa tindak lanjut KOPI di antaranya adalah menyebarluaskan pengetahuan keorganisasian kepada seluruh anggota KOPI di masing-masing desa; Menyusun dan mendetilkan rencana kerja sesuai dengan kebutuhan masing-masing desa; Pelatihan Jurnalisme Warga yang akan dilakukan di Desa Jatinom; Melakukan pendataan terhadap semua pekerja migran yang ada di masing-masing desa; Menyusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta SOP penanganan kasus.[]