Kisah BMI Hong Kong Menjadi Korban Perdagangan Orang

Author

Perdagangan manusia, TKI, tenaga kerja Indonesia, perdagangan manusia TKI
Ilustrasi perdagangan Manusia

Kisah AA menjadi buruh migran dimulai ketika ia menjadi korban KDRT suaminya. Setelah rumahnya dijual oleh suami, Ibu lima anak melarikan diri dan menitipkan anak di panti asuhan. Ia kemudian menjadi buruh pabrik dan menjadi penjual rokok sampai kemudian bisa memiliki uang dan menitipkan anak-anak ke ibunya. Selama itu ia takut dengan laki-laki yang mendekatinya karena jangan-jangan akan dipermainkan lagi. Sampai akhirnya datang seorang laki-laki yang bisa meluluhkan hatinya di kemudian hari. Setelah berhubungan, AA baru sadar bahwa suaminya itu ternyata telah memiliki istri sebelumnya dan ia dijadikan istri keempat.

Dalam suatu percakapan suami barunya itu menyuruh AA untuk pergi ke luar negeri jika ingin uang banyak. Tergiur dengan iming-iming dari suaminya ia akhirnya mau menjadi buruh migran. Oleh suami barunya ia dimasukkan ke sebuah rumah, mirip penampungan PJTKI, namun di luarnya tidak terdapat papan nama PJTKI. Ia ditampung di sana sampai berbulan-bulan sampai kemudian ia menanyakan kenapa belum diberangkatkan ke luar negeri juga. Orang di penampungan bilang jika tes medisnya belum bagus. Selama ditampung dan bekerja untuk orang-orang di penampungan AA sama sekali tidak digaji. AA baru diberangkatkan ke luar negeri setelah menunggu 11 bulan, negara penempatannya pertama adalah Taiwan.

Sesampai di Hong Kong, AA kembali ditempatkan di rumah penampungan, namun sekali lagi tidak ada papan nama agensi di depan rumah penampungan tersebut. Baru dua minggu kemudian ia diserahkan ke majikan yang rupanya tidak menyukai AA dan menolaknya. Ia kemudian bekerja di agensi dengan alasan latihan kerja. AA mengaku sempat dipukul oleh staf agensi meski ia sudah kerja di empat rumah tanpa dibayar. Ia tidak mendapatkan gaji dari pekerjaan yang dilakukan, jatah makan yang didapat pun hanya sekali saat makan malam. Akhirnya AA kembali direkrut oleh majikan, majikan ini tidak memberinya gaji, tapi meminta AA untuk tanda tangan slip gaji terus menerus. Menurut keterangan majikan uang AA bisa diambil di agensi.

Ketika memiliki sedikit uang dari hasil membantu mengambilkan koran, AA membeli hp jadul dan sempat mengadu ke konseling Taiwan. Konseling hanya bilang agar AA mengatakan ke majikan untuk membayar gajinya secara baik-baik. AA kemudian memberanikan diri untuk meminta uang gaji ke majikan, malah majikan kemudian menelpon agensi dan mengatakan pada agensi jika AA tidak bisa diatur. Akhirnya tiba waktunya bagi AA pulang ke Indonesia, ia pulang dengan membawa sedikit uang. Sesampai di Indonesia ia melihat suami ternyata sudah selingkuh lagi dengan perempuan lain dan malah menyuruh AA untuk menjadi TKI di Hong Kong.

AA akhirnya mengiyakan saran dari suaminya dan kembali berangkat menjadi buruh migran. Sesampai di Hong Kong ia ditampung di penampungan dengan tempat untuk tidur sangat kecil hingga tidur pun harus miring. Penampungan tersebut kondisinya juga kotor. Beberapa hari kemudian AA ditempatkan pada majikan dengan pekerjaan menjaga nenek. Ia dianiaya oleh nenek yang dijaganya dan akhirnya melarikan diri. AA ditemukan oleh agensi dan disuruh untuk kembali ke rumah di depan pintu, nenek yang AA jaga tidak mau menerimanya dan melempar semua barang-barangnya di luar rumah. Agensi menyuruhnya untuk melakukan visum ke rumah sakit Hong Kong dan saat itu anak majikan datang dan memberi ganti rugi HK$500. AA menolak karena ia tahu diri jika nenek yang ia jaga tidak normal.

Setelah kerjadian tersebut AA ditempatkan ke China dengan potong gaji selama 4 bulan x HK$3500. Pada saat yang hampir bersamaan, AA juga ditelepon untuk pulang ke Indonesia. Ketika pulang ke Indonesia, kelakuan suami makin menjadi dan tidak pernah menafkahi. Ia kemudian ingin berangkat lagi ke Hong Kong. AA yang tidak mengetahui informasi perekrutan mendaftarkan diri ke PJTKI dan menunggu selama 9 bulan sebelum diterbangkan di Hong Kong. Kini ia menjadi buruh migran Hong Kong yang gajinya dipotong 6 bulan x HK$2150.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.