Buruh Migran Harus Berani Ungkapkan Fakta Kunci

Author

Pusat Bantuan dan Sumberdaya Buruh Migran

Peristiwa kekerasan dan ketidakadilan acapkali menimpa buruh migran. Namun, mereka kuran mampu memberikan bukti-bukti kunci yang mendukung proses penuntutan. Apabila mereka mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan selalu kalah di proses pengadilan.

Penyebab utama kekalahan di proses pengadilan adalah buruh migran jarang dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi tindakan-tindakan yang tidak mengenakkan, seperti penipuan, pemerasan, pelecehan seksual, dan pengingkaran kontrak kerja. Seharusnya, pengetahuan hukum menjadi salah satu kemampuan wajib buruh migran sebelum mereka berangkat ke negara tujuan.
Demikian pendapat Yossy Suparyo, Koordinator Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) dalam diskusi terbatas yang diselenggarkan Yayasan Infest (4/9/2010). Menurutnya, keberadaan Pusat Teknologi Komunitas (PTK) Mahnettik mampu mendorong buruh migran untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan pembelaan diri.
“Seharusnya PTK Mahnettik menjadi pusat bantuan (helpdesk) bagi buruh migran. Lewat pengelolaan informasi yang tepat, PTK Mahnetik menyebarluaskan keterampilan pembelaan diri pada buruh migran, seperti apa saja dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan, ke mana mereka harus melapor, dan bagaimana cara mencari perlindungan saat mengalami tindak kekerasan,” ujarnya.
Mulai September 2010, PSD-BM akan mendukung 10 PTK Mahnettik mitra Yayasan TIFA Jakarta dalam bidang pengelolaan informasi. Lewat pengelolaan informasi, PTK Mahnettik dapat menyadarkan buruh migran dan keluarganya untuk senantiasa waspada. Pelanggaran-pelanggaran yang terkait dengan buruh migran dikurangi melalui pelaporan-pelaporan yang terus-menerus.
Hal serupa disampaikan oleh Direktur Yayasan Infest, M. Irsyadul Ibad. Infest telah mempersiapkan sejumlah alat yang mendukung pengelolaan informasi buruh migran, seperti modul pelatihan, panduan, website, dan rujukan. Infest juga tengah menghimpun, dan sukarelawan pakar yang siap melayani konsultasi penanganan permasalahan buruh migran.
“Sumber rujukan dan panduan mulai disiapkan, baik yang berupa teks maupun suara. Ada panduan mengurus paspor, mengecek perusahaan yang tepat, dan pengiriman uang yang aman,” jelasnya.
Infest mengundang pelbaai kalangan untuk terlibat dalam pengembangan pusat bantuan (helpdesk) buruh migran ini. Lewat dukungan tersebut, Yayasan Infest berharap peristiwa yang merugikan buruh migran semakin berkurang.
Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.