Eksekusi Mati TKI Siti Zainab Melanggar Hak Hidup

Author

Siti Zainab yang Dihukum Mati di Arab Saudi Selasa 14/04/1015. Sumber Foto : Dailymail.co.uk
Siti Zainab yang Dihukum Mati di Arab Saudi Selasa 14/04/1015. Sumber Foto : Dailymail.co.uk

Selasa (14/04/2015), Siti Zainab, Buruh Migran Indonesia dieksekusi mati di Kota Madinah, Arab Saudi. Siti Zainab dieksekusi pukul 10.00 waktu Madinah, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya pada Pemerintah Indonesia atau perwakilannya di Arab Saudi. KJRI Jeddah sebagaiamana dikutip dari Detik.com, baru menerima informasi hukuman mati tersebut pada pukul 14.00 WIB yang disampaikan pengacara Siti Zaenab, Khudran Al Zahrani.

Berangkat ke Arab Saudi 7 Maret 1998, Siti Zainab diberangkatkan oleh PT Banyu Ajisakti. Ia bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) di tempat Abdullah Muhsin AlAhmadi. Siti divonis mati pada 8 Januari 2001 atas tuduhan pembunuhan terhadap majikan perempuannya, Nauroh binti Abdullah.

Di masa pemerintahan Abdulrahmad Wahid (Gus Dur), eksekusi mati atas Siti Zainab berhasil ditunda berkat lobi Gus Dur dengan Raja Arab sampai ahli waris majikan/anak majikan mencapai akil balig. Di tahun 2013, ahli waris yang telah dinyatakan akil baligh, Walid bin Abdullah bin Muhsin Al Ahmadi, menyampaikan penolakan untuk memberikan maaf pada Siti Zaenab di pengadilan.

Penolakan maaf tersebut dicatat dalam keputusan pengadilan tahun 2013. Siti Zainab ditahan di penjara selama hampir 16 tahun, terhitung dari 5 Oktober 1999 sampai eksekusi mati menimpanya pada 14 April 2015. Bukan tanpa penyebab Siti Zaenab membunuh, ia terpaksa membunuh majikan untuk membela diri dari penganiayaan yang diterimanya di rumah majikan.

Siti Zainab jauh-jauh bekerja ke Arab Saudi untuk mencari sesuap nasi yang tidak didapatkannya di Indonesia. Ia tentu tidak merencanakan membunuh majikannya, ia hanya mempertahankan diri dan membela diri atas perlakuan tak manusiawi majikan. Berbagai macam kalangan sungguh kaget dengan Siti Zainab yang dieksekusi mati tanpa ada pemberitahuan.

Pemerintah Arab Saudi yang mengeksekusi mati Siti Zainab tentu melanggar hak manusia untuk hidup dan berkehidupan. Sama halnya dengan pemerintah Indonesia yang melanggar hak hidup dan berkehidupan, jika masih menerapkan eksekusi mati sbagi siapa saja yang terlibat dalam kasus kejahatan.

Masdar F Mas’udi, Rais Syuriah PBNU, pernah mengatakan adalah keliru kalau sampai ada anggapan semakin banyak leher yang ditebas, semakin banyak tangan yang dipotong, semakin banyak batu-batu panas yang dirajamkan akan semakin Islami pula masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Masyarakat islami sejati justru adalah masyarakat yang sesedikit mungkin menghukum orang.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.