Berita

Mobile Mahnettik, Jembatani Kerinduan TKI dan Keluarga di Desa

Author

Kegiatan mobile mahnettik yang menghubungkan TKI di Arab Saudi dengan Keluarga di Desa Moronge melalui video konferensi berbasis internet
Kegiatan mobile mahnettik yang menghubungkan TKI di Arab Saudi dengan Keluarga di Desa Moronge melalui video konferensi berbasis internet

Senyum dan rasa gembira terpancar di wajah Ismail (42), warga Desa Moronge, Kecamatan Moronge, Sumbawa NTB saat melihat anaknya yang sedang bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi (15/03/2014). Pertemuan dalam jaringan (daring/online) internet tersebut difasilitasi oleh Rumah Internet TKI (Mahnettik) Sumbawa melalui program Mahnettik keliling atau Mobile Mahnettik.

Mobile Mahnettik merupakan gagasan pengembangan mahnettik yang dilakukan untuk menjangkau penyebaran informasi dan pengenalan teknologi di desa-desa basis TKI. Mobile mahnettik terdiri dari beberapa perangkat sederhana seperti komputer jinjing (laptop), modem internet, LCD proyektor, dan materi pengetahuan dalam bentuk film, presentasi, atau buku panduan.

“Kegiatan Mobile Mahnettik bisa beragam dari menghubungkan keluarga dengan TKI di luar negeri melalui aplikasi Skype, sosialisasi pengetahuan atau informasi migrasi aman, hingga menjadi forum belajar bagi keluarga TKI. Kami melakukan kunjungan bergiliran ke 10 desa dampingan dan beberapa desa basis TKI lainnya.” ungkap Muhammad Qadarusman, Koordinator Mahnettik Sumbawa.

Berbekal data TKI yang sudah terhubung dengan Mahnettik melalui internet, Qadarusman mengatur waktu agar Diana (22) yang bekerja di Arab Saudi bisa berkomunikasi dengan keluarganya dengan bantuan Mobile Mahnettik. Walaupun sering berkomunikasi melalui telpon seluler, Diana ingin sekali melihat orang tuanya beserta adik-adiknya, karena sudah 4 tahun bekerja di Arab Saudi, Diana belum pernah pulang dan rindu untuk bertatap muka dengan keluarganya.

“Senang sekali bisa menjembatani kerinduan Diana dan keluarganya. Ketika dihubungi melalui internet (Skype), Diana sedang berkumpul bersama kawan-kawannya, begitupun keluarga di Desa Moronge, mereka berkumpul semua dan saling mengirim salam satu sama lain, sehingga bincang-bincang selama 2 jam berlangsung sangat meriah.” papar Qadarusman.

Kegiatan konferensi video melalui internet selama ini masih terbatas dan hanya bisa dilakukan dengan TKI yang memiliki akses alat komunikasi yang terhubung dengan internet. Menurut Qadarusman, berdasarkan penjajakan yang Ia lakukan melalui media sosial internet, sebenarnya ada banyak TKI Sumbawa di Arab Saudi yang memiliki akses internet, namun belum dioptimalkan dan hanya digunakan untuk aplikasi Facebook.

Selanjutnya tinggal bagaimana mengarahkan dan menjembatani mereka agar memanfaatkannya untuk komunikasi dengan keluarga di desa, karena komunikasi melelui internet terbukti lebih murah daripada sambungan telepon internasional yang menghabiskan pulsa.

“Kami sekeluarga menyampaikan terima kasih kepada Mahnettik Sumbawa yang telah menghubungkan keluarga dengan anak saya di Arab Saudi.”ungkap Ismail (42).

Melalui jejaring sosial (Facebook) Mahnettik Sumbawa melakukan komunikasi dengan BMI asal NTB yang bekerja di luar negeri. Upaya menjalin hubungan secara online dengan TKI di luar negeri dilakukan Mahnettik dalam rangka berbagi informasi, pengalaman, konseling (berbagi saran), serta mengenalkan program-program pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Tifa dan LSM Koslata Mataram.

Selain sebagai media penyampaian informasi, kegiatan mobile mahnettik diharapkan bisa menggerakkan keluarga TKI untuk memanfaatkan fasilitas komputer dan internet Mahnettik Sumbawa di Griya Idola, Blok I No. 23 Kec. Lab. Badas, Kab. Sumbawa. Sehingga keberadaan Mahnettik Sumbawa benar-benar bisa menjadi pusat informasi dan pemberdayaan teknologi informasi komunikasi bagi keluarga TKI Sumbawa.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.